Jateng
Sabtu, 1 Juni 2024 - 17:31 WIB

Perhatian! Pesisir Selatan Jawa dan DIY Berpotensi Gelombang Tinggi

Newswire  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung melihat gelombang tinggi di tepi Pantai Trisik, Kulon Progo, DI Yogyakarta, Rabu (26/4/2023). (Antara/Prasetia Fauzani)

Solopos.com, CILACAP – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau nelayan di pesisir selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi pada musim angin timuran yang merupakan masa panen ikan.

Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (1/6/2024), mengatakan musim angin timuran yang berlangsung di wilayah selatan Indonesia pada Juni-Oktober identik dengan masa panen ikan bagi nelayan, khususnya yang berada di pesisir selatan Jabar-DIY.

Advertisement

“Saat ini hingga beberapa hari ke depan, tinggi gelombang memang masuk kategori sedang (1,25-2,5 meter) meskipun beberapa hari sebelumnya sempat terjadi gelombang tinggi (2,5-4 meter),” katanya, dilansir Antara.

Akan tetapi, ketika musim angin timuran telah menguat, kata dia, potensi terjadinya gelombang tinggi hingga sangat tinggi (4-6 meter) diprakirakan sering terjadi.

Menurut dia, peningkatan tinggi gelombang sebagai dampak dari menguatnya musim angin timuran tersebut biasa terjadi saat puncak musim angin timuran yang diprakirakan berlangsung pada bulan Juli-September.

Advertisement

Dalam hal ini, lanjut dia, pola angin pada puncak musim angin timuran cenderung searah dengan kecepatan tinggi, sehingga berpotensi meningkatkan tinggi gelombang.

“Oleh karena itu, kami mengimbau nelayan di pesisir selatan Jawa Barat hingga Daerah Istimewa Yogyakarta untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya peningkatan tinggi gelombang laut,” kata Teguh.

Sebelumnya, Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Mino Saroyo Cilacap Untung Jayanto mengakui saat sekarang nelayan di pesisir selatan Kabupaten Cilacap telah memasuki masa panen ikan, sehingga hasil tangkapan yang dilelang di 8 tempat pelelangan ikan (TPI) yang dikelola KUD Mino Saroyo mulai meningkat meskipun belum signifikan.

Advertisement

“Puncak masa panen diperkirakan berlangsung pada bulan Agustus-September,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif