SOLOPOS.COM - Perahu nelayan yang ditambatkan di Tambaklorok, Kota Semarang, Jateng selama cuaca buruk. (JIBI/Solopos/Antara/Fajar Noviar)

Perikanan Semarang diwarnai pemberian bantuan paceklik bagi 960 nelayan kota bersemboyan aman, tertib, lancar, aman, dan sehat (ATLAS) itu.

Semarangpos.com, SEMARANG — Dinas Perikanan Kota Semarang telah menyalurkan sebanyak 960 paket sembako kepada nelayan di wilayah tersebut sebagai bantuan paceklik karena mereka tidak bisa melaut. “Beberapa waktu lalu, nelayan kan menghadapi musim paceklik karena kondisi cuaca tidak bersahabat dan gelombang tinggi,” kata Kepala Dinas Perikanan Kota Semarang I Gusti Made Agung di Kota Semarang, Jateng, Senin (26/2/2018).

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Menurut Made, aktivitas dan penghasilan nelayan menjadi terhenti dengan tidak bisanya mereka melaut sehingga perlu diberikan bantuan sembako guna membantu mereka mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ia menyebutkan paket-paket sembako berisi 10 kg beras itu dibagikan kepada 960 kepala keluarga (KK) atau nelayan dengan harapan bisa membantu kehidupan mereka selama tidak bisa melaut.

Dipastikan, bantuan paceklik untuk bagi insan perikanan di kota bersemboyan aman, tertib, lancar, aman, dan sehat (ATLAS) ini juga tepat sasaran karena diberikan sesuai data yang bersifat by name by address. Itu pasalnya, ia menegaskan pendataan nelayan di Kota Semarang sangat penting dilakukan. “Bantuan hanya beras, tetapi sudah dihitung untuk membantu selama nelayan belum bisa melaut. Namun, sudah ada juga bantuan corporate social responsibility [CSR] dari beberapa perusahaan,” katanya.

Made menegaskan bantuan paceklik itu merupakan bentuk kehadiran pemerintah terhadap para nelayan yang tengah menghadapi paceklik sebagaimana diamanatkan Wali Kota Semarang. Masyarakat nelayan di Kota Semarang, sambung dia, tersebar di berbagai wilayah di pesisir, seperti Mengunharjo, Mangkang Kulon, Mangkang Wetan, Tambaklorok, Bandarharjo, dan Trimulyo.

“Paling banyak [nelayan] ada di wilayah Mangunharjo dan Tambaklorok. Kalau di wilayah-wilayah lain relatif sedikit, seperti di Trimulyo hanya sekitar 20 nelayan,” katanya.

Meski kondisi cuaca sedang tidak bersahabat, kata dia, ternyata masih ada nelayan Semarang yang nekat melaut karena terdesak dengan kebutuhan sehari-hari agar dapur tetap ngebul. “Akhirnya, ada satu nelayan yang tewas tenggelam. Ada juga satu nelayan yang juga meninggal saat mengikatkan kapal, tetapi terpeleset. Sudah dibawa ke rumah sakit, akhirnya meninggal,” katanya.

Kedua nelayan itu, kata dia, mendapatkan santunan masing-masing sebesar Rp10 juta yang diserahkan langsung oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi kepada ahli warisnya. “Kami berharap nelayan tidak memaksakan diri untuk melaut kalau kondisi cuaca tidak mendukung. Yang paling penting adalah keselamatan. Makanya, di sinilah pentingnya kehadiran pemerintah,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya