SOLOPOS.COM - Ilustrasi mebel untuk ekspor. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Perkembangan industri Indonesia dari sektor ekspor turun 6,74%

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Perlambatan ekonomi dunia akhir-akhir ini berdampak pada kinerja ekspor produk industri Indonesia yang mengalami penurunan sebesar 6,74%.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka Kementerian Perindutrian Harjanto mengatakan secara kumulatif ekspor produk industri pada periode Januari-Mei 2015 senilai US$45,42 miliar.

“Dibandingkan periode yang sama pada 2014 mengalami penurunan sebesar 6,74 persen,” katanya dalam sambutan tertulis yang dibacakan Direktur Kimia Hilir Kementerian Perindustrian Tuti Rahayu pada diskusi Prime Topic bertema Reposisi Sumber Daya Alam Dalam Memperkuat Industri Manufaktur yang digelar Sindo Trijaya di Hotel Grand Candi Semarang, Senin (5/10/2015).

Sedangkan neraca perdagangan (ekspor-impor) produk industri Indonesia pada periode Januari-Mei 2015, lanjut Harjanto mengalami defisit senilai US$830 juta.

Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan industri pengolahan non-migas pada triwulan II 2015 mengalami perlambatan sebesar 5,26% dibandingkan periode yang sama 2014 yang mencapai 5,55%.

“Meski demikian kontribusi industri pengolahan non-migas terhadap pertumbuhan produk domestik bruto [PDB] masih merupakan yang tertinggi yakni mencapai 18,20 persen,” ujarnya.
Dengan kondisi ekonomi dunia yang mengalami perlambatan ini, sambung Harjanto industri manufaktur harus berdaya saing tinggi.

“Untuk itu diperlukan keberpihakan pemerintah membantu industri dalam negeri agar mampu berdaya saing tinggi, salah satunya melalui pembangunan sumber daya industri,” tandasnya.
Sesuai UU No 3/2014 tentang Perindustria pembangunan sumber daya industri meliputi, pembangunan sumber daya manusia (SDM), pemanfaat sumber daya alam.

Pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, pengembangan dan pemanfaatan kreativitas dan inovasi, serta penyediaan sumber pembiayaan.

“Pembangunan sumber daya industri sangat vital untuk meningkatkan daya saing industri nasional,” ujarnya.

Sementara itu anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Acdhiat Atmawinata dalam kesempatan sama meminta agar pemerintah tidak mengekspor batubara dan gas.

“Batubara dan gas sebaiknya untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri tidak perlu diekspor,” kata dia.

Pasalnya, imbuh dia, keberadaan sumber daya alam semakin lama akan habis sehingga perlu hemat, “Sumber daya alam yang ada diemen-eman,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya