SOLOPOS.COM - Ilustrasi tempat pembuangan akhir sampah (JIBI/Solopos/Dok.)

Perluasan TPAS (Tempat Pembuangan Akhir Sampah) di Desa Deyangan dipermasalahkan warga. Warga Deyangan keberatan TPAS Diperluas karena bisa menimbulkan bau tidak sedap 

 

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kanalsemarang.com, MAGELANG- Ratusan warga Desa Deyangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, melakukan unjuk rasa menolak rencana perluasan tempat pembuangan akhir sampah di perbatasan Desa Pasuruhan dan Deyangan, Minggu (18/1/2015).

Selain menutup akses jalan masuk TPA, warga juga menyegel sebuah truk sampah. Mereka juga melakukan konvoi keliling dua desa tersebut untuk menyosialisasikan penolakan perluasan TPA.

“Kami menolak rencana pemerintah untuk memperluas lahan TPA Pasuruhan. Sebenarnya, kami sudah sejak lama minta pemerintah untuk menutupnya. Selain dekat dengan perkampungan, dampak kesehatan dan aktivitas yang ditimpulkan sudah sangat meresahkan warga,” kata koordinator unjuk rasa Pujiyanto seperti dikutip Antara.

Selain itu, bau busuk yang ditimbulkan juga mengakibatkan siswa di sejumlah sekolahan, seperti MI An Nur Nglerep, SMK Maarif, SDN Deyangan 4, SMUN 1, dan SMPN 1 Mungkid, tidak bisa konsentrasi dalam belajar.

Hal lainnya, letak TPA berdekatan dengan Kantor Pemkab Magelang dan berada dijalur alternatif ke Candi Borobudur.

“Ceceran sampah dan bau busuk di jalan yang ditinggalkan oleh kendaraan pengangkut sampah, juga sangat mengganggu pengguna jalan maupun masyarakat yang berada di sepanjang jalan menuju TPA Pasuruhan,” kata tokoh masyarakat Pasuruhan Siswaji.

Dengan adanya TPA itu, menurut dia, banyak lalat hijau, bau busuk, dan tikus merajalela di permukiman yang berdampak rawan terjadi penyakit dan merusak tanaman.

“Limbah kimia ditumpukkan TPA meresap ke dalam tanah. Hal ini mengakibatkan tidak suburnya tanah pertanian dan tanaman mati. Tanah di sekitarnya juga tidak bisa dijadikan tempat usaha karena bau busuk dan banyak lalat. Bau busuk dan lalat juga mengakibatkan anak-anak terganggu perkembangan jasmani dan rohaninya serta rawan terkena penyakit,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya