SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Harian Jogja)

Perpustakaan daerah (Perpusda) Jateng menyeleksi koleksi dengan menyaring buku komunisme.

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Perpustakaan Daerah Jawa Tengah berupaya selektif dalam menyaring buku-buku komunisme dan ideologi-ideologi terlarang lainnya untuk koleksinya.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

“Kami berusaha seselektif menyajikan buku-buku koleksi kami yang disajikan sebagai bacaan masyarakat,” kata Kepala Perpusda Jateng Aan Permana saat dihubungi dari Semarang, Selasa.

Hal itu diungkapkannya merefleksikan peringatan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G-30-S/PKI) yang terjadi pada tanggal 30 September 1965, sekaligus sebagai langkah antisipasi masuknya ajaran-ajaran yang bertentangan dengan Pancasila.

Menurut Aan yang saat ini masih mengikuti kegiatan di Kalimantan, buku-buku bacaan koleksi diupayakan tidak menyinggung suku, agama, ras, antargolongan (SARA) dan tidak bertentangan dengan ideologi Pancasila.

“Termasuk pula buku-buku mengenai ideologi politik yang bertentangan dengan paham kebangsaan dan nasionalisme. Kami memiliki tim seleksi yang semuanya dari unsur Perpusda Jateng,” katanya.

Namun, kata dia, tim seleksi Perpusda Jateng bekerja berdasarkan masukan dan usulan dari masyarakat selaku pengguna, termasuk proaktif dengan menyaring dari daftar-daftar buku terbaru.

Di Perpusda Jateng, berdasarkan pantauan ada sejumlah buku mengenai Tan Malaka, seperti buku yang ditulis oleh Syaifudin.

Buku berjudul “Tan Malaka: Merajut Masyarakat dan Pendidikan Indonesia yang Sosialistis” setebal 309 halaman terbitan Arruzz Media itu dilengkapi prolog Romo Mudji Sutrisno dan Harry A. Poeze.

Ada pula buku-buku tentang Pramoedya Ananta Toer, seperti “Pramoedya Ananta Toer: Membaca Katrologi Bumi Manusia” yang ditulis oleh Apsanti Djoko Sujatno setebal 160 halaman terbitan Indonesia Tera.

Di komputer petunjuk daftar koleksi yang tersedia di Perpusda Jateng, pengunjung pun bisa mencari deretan buku mengenai Tan Malaka dan Pramoedya Ananta Toer meski tidak ditulis oleh si empunya langsung.

Menanggapi masih adanya buku mengenai Tan Malaka dan Pramoedya Ananta Toer, Aan mengatakan buku-buku itu merupakan koleksi lama yang sudah melewati proses seleksi dan sejauh ini tidak dilarang.

“Buku-buku Pramoedya yang awalnya dilarang, pada masa reformasi diberikan kelonggaran beredar. Namun, kami berusaha mencegah buku-buku yang menjadikan masyarakat salah tafsir,” tegasnya.

Sampai Mei 2015, koleksi buku yang tersaji di Perpusda Jateng tercatat sebanyak 72.000 judul yang terdiri atas 143.000 eksemplar, ditambah dengan koleksi deposit sebanyak 43.000 judul buku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya