SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertanian. (JIBI/Solopos/Dok)

Pertanian di Kudus, Jateng didorong menerapkan mekanisasi demi mendongkrak produktivitas.

Semarangpos.com, KUDUS — Anggota Komisi VI DPR Abdul Wachid mendorong petani padi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng) menerapkan mekanisasi atau pelibatan tenaga mesin guna mendongkrak produktivitas sektor pertanian, mengingat terbatasnya tenaga kerja di sektor ini.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

“Saat ini, petani di berbagai daerah mulai merasakan sulitnya mendapatkan tenaga kerja untuk memanen padi,” kata Abdul Wachid yang ditemui wartawan seusai menyerahkan mesin perontok padi (power threser) dan alat mesin panen padi (combine harvester) di Kudus, Kamis (31/8/2017).

Menurut dia, solusi mengatasi permasalahan keterbatasan tenaga kerja bidang pertanian itu adalah dengan menerapkan mekanisasi pertanian. Dengan adanya bantuan mesin pemanen, dia optimistis, bisa meningkatkan produktivitas tanaman padi petani di Kudus, Jateng.

Jika sebelumnya, para insan pertanian di Kudus, Jateng mengandalkan tenaga manusia untuk memanen, maka kini dengan adanya mesin panen bisa dikerjakan lebih cepat dan murah. Biaya mengerahkan buruh pemanen badi dikalkulasi membutuhkan biaya lebih mahal ketimbang biaya operasional mesin.

“Mekanisasi juga bisa mendukung program swasembada beras di Tanah Air,” yakinnya.

Bantuan mesin panen tersebut, lanjut dia, sekaligus untuk menjawab persaingan dengan luar negeri yang sudah lebih dahulu menerapkan mekanisasi. Ia memprediksi dalam waktu 10 tahun mendatang, tenaga kerja di bidang pertanian akan hilang karena generasi mudanya tidak lagi tertarik bekerja di bidang pertanian.

Untuk mendukung hal itu, dia meminta pemerintah tetap mengalokasikan sebagian anggarannya untuk mekanisasi pertanian. Jumlah mesin perontok padi dan alat mesin panen padi yang diberikan kepada petani di Kabupaten Kudus, katanya, berjumlah 15 unit, sembilan unit di antaranya mesin panen padi dan enam unit mesin perontok padi.

Selain untuk petani di Kabupaten Kudus, katanya, bantuan serupa juga diberikan kepada petani di Kabupaten Jepara dan Demak. Untuk petani di Kabupaten Jepara sebanyak 27 unit dan Kabupaten Demak sebanyak lima unit.

Ketua Unit Pelayanan Jasa Alsintan Rejo Makmur asal Desa Kirig, Kecamatan Mejobo, Kudus, Sirojudin mengaku, berterima kasih karena mendapatkan bantuan mesin panen padi. Petani di Desa Kirig, kata dia, memang membutuhkan alat modern, karena untuk mencari pekerja guna memanen padi memang kesulitan, karena harus mendatangkan dari luar kota.

Biaya yang harus dikeluarkan, kata dia, juga lebih mahal, karena setiap kotak bisa mencapai Rp500.000, sedangkan menggunakan peralatan modern hanya Rp250.000.

Wahono dari Kelompok Tani Gawe Rejo asal Terban juga senang bisa mendapatkan bantuan alat perontok padi. “Nantinya, alat tersebut akan dipinjamkan kepada anggota kelompok tani,” ujarnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya