Jateng
Kamis, 31 Agustus 2017 - 06:50 WIB

PERTANIAN JATENG : Gubernur Rekomendasikan Pola Jarwo Super

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengikuti panen raya padi di Kasepuhan, Kabupaten Batang, Jateng, Rabu (30/8/2017).(JIBI/Solopos/Antara/Harviyan Perdana Putra)

Pertanian padi dengan pola tanam Jajar Legowo Super diharapkan Gubernur Ganjar Pranowo diadopsi oleh para petani Jateng.

Semarangpos.com, BATANG —  Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo, Rabu (30/8/2017), mengikuti panen raya padi Inpari 33 yang ditanam dengan metode pertanian Jajar Legowo (Jarwo) di Kelurahan Kesepuhan, Kecamatan Batang. Pola tanam Jarwo itu bakal direkomendasikan kepada para petani di wilayah lain Jateng.

Advertisement

Harapan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo agar pola tanam padi Jarwo itu bisa diadopsi oleh para petani lain di luar Batang, ia bebankan kepada penyuluh pertanian. Menurut dia, dengan melalui komunikasi dan koordinasi yang baik untuk berdiskusi antara penyuluh pertanian dan petani maka bisa dihasilkan peningkatan produksi pertanian.

“Kita bisa bareng duduk bersama mengobrol atau berdiskusi untuk meningkatkan produksi. Produksi padi jenis Inpari 33 dengan teknologi Jajar Legowo Super ternyata bisa meningkatkan produktivitas,” katanya.

Dengan metode tanam padi Jarwo, petani Batang bisa panen 9,8 ton gabah kering giling (GKG) per hektare. “Tentunya, hal itu menjadi tugas kita mentransformasikan memberikan pemahaman informasi tentang teknologi Jarwo Super kepada petani agar mereka mau menggunakan metode tersebut,” katanya.

Advertisement

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPIP) Jateng, Harwanto mengatakan BPIP mempunyai tugas mendorong dan mendukung pertanian yang bersinergi dengan dinas pertanian, BPS, Bulog untuk meningkatkan produktivitas padi sehingga dapat terwujud swasembada pangan. “Kita punya teknologi dalam rangka menuju swasembada pangan atau menuju lumbung pangan dunia sesuai visinya Presiden Jokowi. Metode teknologi Jajar Legowo sudah digunakan pada lahan pertanian seluas 1.030 ha yang tersebar di delapan kabupaten, salah satunya Batang,” katanya.

Delapan kabupaten yang sudah menggunakan metode teknologi Jajar Legowo itu, adalah Karanganyar, Sukoharjo, Pati, Sragen, Klaten, Brebes, Pemalang dan Batang. “Panen di wilayah Kabupaten Batang merupakan rangkaian panen raya tarakhir dengan menggunakan teknologi Jajar Legowo. Batang mempunyai potensi hasil panen 9,8 ton padi per hektare dibanding sebelumnya 6,6 ton per hektare. Ini artinya merode Jarwo mempunyai nilai keunggulan 50% lebih tinggi dibanding varietas yang ditanam oleh petani,” katanya.

Varietas padi yang ditanam untuk teknologi jarwo tergantung permintaan petani sehingga antara satu daerah dengan daerah lain bisa saja berbeda. “Untuk Kabupaten Batang, khususnya di Kelurahan Kasepuhan dengan lahan seluas 700 ha telah diuji coba Jarwo Super varietas Inpari 33,” ujarnya.

Advertisement

Selain hasil panen meningkat, tanaman padi dengan teknologi Jarwo juga terhindar dari wereng. “Beberapa waktu lalu wilayah di sini tanaman padi yang tidak dengan Jarwo diserang hama wereng cokelat, tapi padi dengan pola tanam jarwo aman,” katanya.

Pernyataan Harwanto tersebut diamini salah seorang petani bernama Permadi yang mengaku sudah menerapkan pola tanam padi Jarwo Super sejak 2016. Lahan pertanian miliknya dengan luas 7.500 m2, mampu menghasilkan 6,3 ton atau meningkat sekitar 2 ton dibandingkan hasil panen padi dengan cara biasa.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif