SOLOPOS.COM - Ilustrasi panen padi. (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

Pertanian Jateng harga gabah kering panen (GKP) di beberapa daerah anjlok di bawah HPP senilai Rp3.700/kg.

Semarangpos.com, SEMARANG — Kalangan anggota DPRD Jawa Tengah (Jateng) mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng turun tangan membeli gabah hasil panen pertanian padi milik petani.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Langkah itu, menurut anggota DPRD Jateng Muh. Zen Adv menyusul anjloknya harga jual gabah kering panen (GKP) pertanian di beberapa daerah Jateng yang sedang panen raya padi.

“Harga jual GKP jauh di bawah harga pembelian pemerintah [HPP] senilai Rp3.700/kg,” kata saat membacakan  hasil pelaksanaan reses Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) pada rapat paripurna DPRD Jateng di Semarang, Senin (28/3/2016).

Dari hasil reses yang dilakukan anggota FPKB di beberapa daerah, lanjut Zen, harga jual GKP di wilayah Tegal dan Demak senilai Rp2.600/kg. Di Kabupaten Blora harga jual GKP Rp2.800/kg, di Sragen harga jual GKP Rp3.200/kg.

“Di beberapa daerah lainnya di Jawa Tengah, harga jual GKP antara Rp3.300/kg hingga Rp 3.600/kg,” ujarnya.

Merosotnya harga jual GKP ini, menurut Zen dikarenakan rendahnya kualitas gabah hasil panen raya padi. Faktor rendahnya kualitas gabah antara lain tingginya curah hujan mengakibatkan tanaman padi terendam, serta angin kencang yang merobokan batang padi.

Dengan kondisi ini, dia mendesak ekekutif Pemprov Jateng segera bergerak menyelamatkan nasib para petani di daerah dengan membeli GKP sesuai ketentuan HPP. “Jangan sampai petani jatuh ke tangan rentenir karena nasib mereka akan lebih sengsaran lagi,” harap Zen.

Anggota Fraksi Gerindra DPRD Jateng Yudi Indras Wiendarto dalam kesempatan sama merasa prihatin dengan rendahnya harga jual GKP di beberapa daerah. “Harga jual GKP terendah yakni di Kabupaten Demak dan Tegal senilai Rp2.600 per kilogram,” ujarnya membacakan hasil pelaksanaan reses Fraksi Gerindra.

Tambah Miskin
Rendahnya harga jual GKP ini, sambung Yudi akan berdampak bertambahnya angka kemiskinan, karena penduduk Jateng mayoritas sebagai petani . “Dari hasil reses para petani meminta peran dan intervensi Pemrov Jateng untuk menstabilkan harga pembelian GKP agar petani tidak dirugikan,” tandas dia.

Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Jateng Usep Karyana sebelumnya menyatakan, telah mengalokasikan dana Rp4 triliun untuk pembelian gabah hasil panen pertanian Jateng pada musim panen raya padi 2016. Dana tersebut, kata Usep Karyana untuk pembelian 500.000 ton gabah dengan HPP senilai Rp3.700/kg dengan kadar air 25% dan untuk kadar air 14% HPP dipatok senilai Rp4.600/kg.

Untuk membeli gabah milik para petani di daerah, sambung dia, Bulog Jateng aktif selama 24 jam, termasuk pada libur kerja Sabtu-Minggu tetap melakukan pembelian.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya