SOLOPOS.COM - Ilustrasi panen padi. (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

Pertanian Magelang masih memiliki kontribusi penyediaan pangan di provinsi tersebut meskipun tidak cukup signifikan terhadap peningkatan produksi padi nasional.

Kanalsemarang.com, MAGELANG-Para petani Kelompok Marsudikismo Kelurahan Cacaban, Kota Magelang, Jawa Tengah, panen raya padi di areal seluas delapan hektare sebagai pelaksanaan Program Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai di daerah setempat, Senin (21/9/2015).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Secara simbolik panen raya dilakukan sejumlah pejabat di daerah itu, antara lain Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Pemerintah Kota Magelang Sri Retno Murtiningsih, Komandan Kodim 0705/Magelang Letkol Arm I Made Antara, dan Kepala Kepolisian Resor Magelang Kota AKBP Edy Purwanto, Senin.

Areal persawahan Kelompok Tani Marsudikismo Kelurahan Cacabang tersebut, di kawasan pinggiran kota setempat yang berbatasan dengan aliran Sungai Progo dan saluran irigasi teknis Kali Bening.

Sri Retno menjelaskan kota setempat yang meliputi tiga kecamatan dan 17 kelurahan, sebagai wilayah terkecil di Jateng, namun masih memiliki kontribusi penyediaan pangan di provinsi tersebut meskipun tidak cukup signifikan terhadap peningkatan produksi padi nasional.

Sektor pertanian di Kota Magelang, katanya, berkontribusi positif terhadap roda perekonomian di daerah setempat. Hampir 210 hektare lahan pertanian masih berbentuk irigasi teknis yang potensial untuk pengembangan sektor pertanian, khususnya tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perikanan.

Total perkiraan panen di areal persawahan dalam program tersebut, mencapai sekitar tujuh ton per hektare gabah kering panen jenis IR64 yang telah diolah petani selama sekitar 3,5 bulan terakhir, dengan bimbingan intensif penyuluh pertanian lapangan bersama anggota Koramil Magelang Tengah dan bintara pembina desa yang bertugas di daerah itu.

Mereka mengolah lahan padi dengan model tanam jajar legowo 4:1, pengairan berselang, penggunaan benih berlabel, tanaman bibit muda, pemupukan secara berimbang dan ramah lingkungan, pemanenan sesuai ketentuan, serta penanganan pascapanen yang baik.

“Melalui kegiatan ini semoga dapat diperoleh teknologi spesifik lokalita di lapangan sebagai semangat kebersamaan petani dan kelompok tani untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani,” katanya.

Pada kesempatan itu, I Made Antara mengemukakan tentang pentingnya ketahanan pangan terkait dengan kemandirian bangsa, dengan mengandalkan kerja keras kalangan petani didukung berbagai pihak, termasuk jajaran TNI.

“Oleh karena itu, upaya khusus dilakukan untuk meningkatkan produksi beras dan padi. Kita wajib memproduksi padi sebagai strategi mewujudkan swasembada pangan supaya Indonesia tidak perlu impor. Kalau sampai impor maka Indonesia tergantung dengan negara lain. Nasi menjadi makanan pokok sehingga jangan sampai impor beras,” katanya.

Panen raya tersebut dihadiri sekitar 100 orang, antara lain penyuluh pertanian lapangan Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Pemkot Magelang, jajaran Kodim 0705/Magelang, Koramil Magelang Tengah, babinsa, para camat, lurah, dan perwakilan pengurus 18 kelompok tani serta tujuh gabungan kelompok tani se-Kota Magelang.

Rangkaian kegiatan itu, juga ditandai dengan ubinan, tebak ubinan, dan cerdas cermat yang diikuti para petani dan anggota babinsa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya