SOLOPOS.COM - Ilustrasi Tanaman Padi (Dok/JIBI/Solopos)

Pertanian Pati diharapkan semakin meningkat dengan bantuan alat pemanen padi dari pemerintah pusat.

Kanalsemarang.com, PATI-Kelompok tani di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mendapatkan bantuan 24 unit mesin pemanen tanaman padi kombinasi dari Pemerintah Pusat.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Tri Agustin Satriani yang turut hadir dalam kegiatan penyerahan bantuan mesin pemanen tanaman padi kombinasi (combine harvester) di Pati, Kamis (8/10/2015), mengatakan alat pemanen tersebut diyakini bisa membantu petani dalam hal efisiensi waktu dan biaya.

Dengan alat combine harvester, kata dia, selain memotong tanaman padi juga merontokkan tanaman padi hingga menjadi gabah.

Alat tersebut, lanjut dia, juga bisa membuat hasil panen menjadi lebih bersih.

“Jika masih ada merang, biasanya proses penyetelan mesinnya belum pas,” ujarnya saat memberi sambutan pada penyerahan 24 unit Combine Harvester kepada Gabungan Kelompok Tani di areal persawahan di Desa Dengkek, Kecamatan Pati.

Bagi yang sudah terbiasa, kata dia, kegiatan memanen untuk 1 hektare hanya butuh waktu enam jam.

Untuk itu, dia berharap, pemerintah daerah memberikan pelatihan bagi operator di masing-masing Gapoktan.

“Dinas Pertanian perlu memberikan sertifikat pelatihan bagi mereka yang sudah mengikuti pelatihan,” ujarnya.

Ia berharap, petani yang mendapatkan pelatihan lebih dari satu orang agar ketika beralih profesi masih ada penggantinya.

Kelebihan lain dari alat tersebut, yakni mampu menekan angka susut hasil sebesar 1-2 persen, sedangkan cara manual, susut hasil panennya berkisar 15-20 persen karena banyaknya gabah yang terbuang.

Konsumsi bahan bakarnya, kata dia, lebih hemat karena hanya membutuhkan 1,5-2 liter solar per jamnya.

Pada tahun ini, tingkat keberhasilan panen di Provinsi Jawa Tengah dinilai cukup membanggakan karena berkontribusi 14 persen dari seluruh produksi pangan nasional, setelah Jawa Timur dan Jawa Barat, sedangkan Pati menempati peringkat ke tiga penyumbang pangan terbesar di Jateng.

Sementara itu, Bupati Pati Haryanto mengatakan alat panen modern tersebut menjadi salah satu solusi atas keterbatasan tenaga pemanen tanaman padi.

Petani, kata dia, memang perlu mengikuti perkembangan teknologi demi meningkatkan hasil pertanian.

Haryanto berharap, dengan adanya alat pemanen tersebut petani bisa memanfaatkan memanen tepat waktu, sehingga bisa segera mengolah lahannya kembali.

Ketua Gapoktan Sido Makmur Desa Dengkek Sukardi mengaku, masih menghadapi permasalahan soal ketersediaan air irigasi.

“Petani berharap bisa mengambil air dari waduk Silogonggo supaya percepatan tanaman pangan bisa berjalan dengan lancar,” ujarnya.

Permasalahan lainnya, yakni soal harga jual gabah yang anjlok ketika musim panen.

“Kami berharap Bupati Pati membantu agar akses jual beli petani dengan Bulog sehingga petani tidak dirugikan karena sudah ada patokan harganya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya