Jateng
Selasa, 10 Mei 2016 - 23:50 WIB

PERTANIAN SEMARANG : Hasil Panen Padi Kabupaten Semarang Anjlok, Ini Sebabnya...

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani Kabupaten Semarang menjemur gabah hasil panen. (JIBI/Solopos/Antara/M. Shidiq Laksananto)

Pertanian Semarang tengah prihatis setelah anjloknya hasil panen padi yang sempat diserang hama wereng dan walang sangit.

Semarangpos.com, UNGARAN — Panen padi petani Kabupaten Semarang, Jawa Tengah anjlok hingga 50% akibat serangan hama wereng dan walang sangit, April 2016, menjelang masa panen lalu.

Advertisement

Keterangan yang dikumpulkan Kantor Berita Antara dari petani Kabupaten Semarang, Selasa (10/5/2016), menyebutkan selain serangan hama, curah hujan tinggi selama beberapa pekan sebelumnya juga menyebabkan sebagian padi siap panen terendam air.

Hariyanto, petani yang mengolah sawah seluas 5.000 m2, ketika ditemui mengatakan keuntungan yang diperoleh dari musim panen April 2016 lalu menyusut drastis, dari Rp8 juta pada musim panen sebelumnya, menjadi hanya Rp4,5 juta. “Panen padi April lalu saya hanya memperoleh 1 ton padi, padahal sebelumnya mencapai 2 ton,” katanya.

Sebelum hama menyerang tanaman padi, Haryanto mengaku sudah menyemprot obat pengusir wereng dan walang sangit. Begitu pula untuk mengantisipasi serbuan burung, ia juga memasang jaring di atas tanaman padi.

Advertisement

Kendati demikian, langkah tersebut belum sepenuhnya berhasil mengusir hama sehingga hasil panen pada April lalu menurun tajam. Ia mengaku menjual hasil panen kepada para pedagang dengan sistem tebas karena tidak repot, di samping tidak tahu harus memasarkan hasil panennya.

Ia menuturkan modal pada musim tanam lalu menghabiskan sekitar Rp2 juta untuk membeli bibit, obat, pupuk, dan jasa tenaga. Khusus jenis padi yang ditanam adalah IR 64 yang diyakini tahan terhadap serangan hama wereng dan walang sangit.

Hal senada juga dirasakan Saleman, petani padi lainnya di Ungaran. “Sawah saya hanya bisa menghasilkan 1 kuintal beras dari luas sekitar 2.000 meter persegi, padahal pada panen sebelumnya bisa mencapai 1 ton,” katanya.

Advertisement

Ia mengatakan hasil panen padinya tidak dijual dan hanya dikonsumsi sendiri karena hasilnya yang menurun drastis.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif