Jateng
Jumat, 20 November 2020 - 01:55 WIB

Pertashop Dibangun di 70 Desa di Jateng, Pertamini Terancam?

Imam Yuda Saputra  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pertashop Pertamina Jateng. (Semarangpos.com-Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Pertamina terus menggencarkan upaya membangun lembaga penyalur bahan bakar minyak (BBM) di lingkungan pedesaan, yakni Pertashop. Di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta atau Jateng dan DIY bahkan sudah ada 70 Pertashop yang dibangun Pertamina.

Ke-70 Pertashop Pertamina itu tersebar di 62 desa di Jateng, dan sisanya, 8 Pertashop didirikan di DIY. Pejabat Sementara (Pjs.) Unit Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) IV Jawa Bagian Tengah (JBT), Marthia Mulia Asri, mengatakan Pertashop merupakan satu-satunya lembaga penyalur bahan bakar di pedesaan yang secara resmi dikelola Pertamina.

Advertisement

Orang Dewasa Kebal 6 Bulan Setelah Infeksi Covid-19

Hal ini berbeda dengan Pertamini yang saat ini banyak tersebar di wilayah pedesaan. Pertamini yang dikelola secara perseorangan dianggap ilegal atau tidak resmi karena tidak berhubungan langsung dengan Pertamina, sebagai BUMN yang mengelola minyak dan gas bumi di Indonesia.

“Selain telah memenuhi aspek legalitas usaha, Pertashop juga dipastikan memenuhi aspek keselamatan kerja. Sehingga sangat aman untuk dioperasikan masyarakat,” ujar perempuan yang akrab disapa Tia itu, Kamis (19/11/2020).

Advertisement

Tingkatkan Perekonomian

Tia menambahkan kehadiran Pertashop Pertamina Jateng juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mendekatkan sumber penyaluran energi yang aman dan berkualitas.

“Ini merupakan komitmen Pertamina dalam mewujudkan energi berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kami berharap jumlah Pertashop akan semakin bertambah, utamanya di desa-desa yang belum terjangkau SPBU,” imbuhnya.

6 Tanaman Depan Rumah Ini Kata Fengsui Bikin Hoki

Advertisement

Tia menjelaskan Pertamina telah mengusung program One Village One Outlet (OVOO) atau satu desa tersedia minimal satu Pertashop. Guna mendukung upaya itu, pihaknya pun mengajak partisipasi dari pemerintah daerah.

“Secara resmi kami telah menyurati bupati dan wali kota di Jateng dan DIY sebagai sosialisasi. Kami harap mendapat respons positif sehingga banyak desa yang mengajukan pembangunan Pertashop di wilayahnya,” tutur Tia.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif