Jateng
Jumat, 16 Juni 2023 - 21:29 WIB

Pertemuan Ahli Gizi di Semarang, Menkes Minta Masyarakat Tak Minum Bobaa

Ria Aldila Putri  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi minuman boba. (Freepik.com)

Solopos.com, SEMARANG — Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, meminta masyarakat mengurangi konsumsi gula dan minuman boba. Hal tersebut disampaikan Menkes dalam sambutan secara daring pada acara Temu Ilmiah Nasional (TIN) Persatuan Ahli Gizi (Persagi) 2023 di Hotel Patra, Kota Semarang, Jumat (16/6/2023).

Budi khawatir jika banyak masyarakat Indonesia yang mengonsumsi gula dan minuman boba, penyakit diabetes akan mengalami lonjakan signifikan. Ia pun akan melakukan pemeriksaan secara rutin gula darah, tekanan daerah, dan kolesterol kepada masyarakat.

Advertisement

“Saya itu khawatir sekali nanti diabetes naik sekali. Tahun ini kita akan masifkan pengukuran hipertensi, diabetes, kolesterol. Kalau bisa diturunkan ke level posyandu, supaya remaja dan orang dewasa diukur hipertensi, gula darah, dan kolesterol. Supaya kita bisa mengurangi beban penyakit degeneratif seperti strok, jantung, dan kanker,” ujarnya.

Budi juga meminta masyarakat menerapkan pola hidup sehat dengan cara konsumsi gizi seimbang dan mengurangi konsumsi gula. Ia meminta masyarakat berhati-hati jika lingkar perut ideal sudah melebihi batas.

“Diabetes itu bikin saya takut dan itu masalah perilaku. Dijaga pola makannya jangan sampai strok, cuci darah, atau lain sebagainya. Jangan minum banyak-banyak gula, jangan minum banyak-banyak boba. Makannya yang cukup. Saya dibilangin kalau lingkar perut yang laki laki di atas 90 cm atau perempuan di atas 80 cm itu rawan kena penyakit degeneratif,” jelas Menkes Budi.

Advertisement

Budi juga meminta para ahli gizi mengambil bagian dalam mengontrol pola hidup, pola makan dan pasokan gizi masyarakat. Ia juga menargetkan 10.000 puskesmas di Indonesia memiliki ahli gizi.

“Saya juga terima kasih dari 10.000 puskesmas ini sudah ada sekitar 9.000-an yang memiliki tenaga gizi, tapi masih kurang. Masih kurang 900-an puskesmas yg tidak punya tenaga gizi tolong itu diisi. Kita lagi atur polanya bagaimana puskesmas yang lengkap. Karena kalau tidak program pemerintah yang ingin fokus ke layanan itu adalah pola mengatur makanan dari ibu hamil bayi sampai lansia,” sebutnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP Persagi, Rudatin, menambahkan, pihaknya siap berkolaborasi dengan pemerintah dalam menurunkan angka penyakit.

Advertisement

“Pak Menkes sudah berpesan kepada kami agar membantu memberikan edukasi kepada masyarakat, seluruh Indonesia, terkait stunting dan penyakit tidak menular. Penanganan gizi harus berkolaborasi lintas sektor,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif