SOLOPOS.COM - Lembar publikasi Pesantren Wirausaha Bina Ihsan Sahabat Alquran antiperokok di Semarang. (bisa.or.id)

Pesantren di Semarang, Pesantren BISA membuat terobosan dengan membuka pesantren wirausaha.

Semarangpos.com, SEMARANG – Pesantren Bina Ihsan Sahabat Alquran (BISA) Semarang membuat terobosan dengan membuka pendidikan berbasis Islam dengan tambahan kurikulum kewirausahaan.

Promosi Indeks Bisnis UMKM BRI: Ekspansi Bisnis UMKM Melambat tapi Prospektif

“Kami menamakan pesantren wirausaha karena tidak hanya mengajarkan kurikulum agama, tapi ada tambahan kurikulum kewirausahaan” kata Kepala Pembina Pondok Pesantren BISA Semarang, Faris Fanani, di Semarang, Senin (2/5/2016).

Pesantren wirausaha yang berlokasi di Dusun Mranggen, RT 001/RW 005, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang itu, menurut dia, akan diresmikan pada Juni 2016. “Dipilih Juni 2016, karena mengikuti kurikulum tahun ajaran baru sekolah,” imbuhnya.

Para santri pesantren wirausaha itu, sambung Faris, nantinya diperlakukan sama seperti di pondok pesantren lainnya, yakni mendapatkan pengajaran tentang keagamaan Islam, semisal bahasa Arab, tahsin Alquran, tahfidz Alquran, dan lainnya. Hanya saja, sambungnya, para santri di pondok pesantren wirausaha mendapatkan tambahan kurikulum kewirausahaan, seperti fikih muamalah, membuat perencanaan bisnis, mengenal pemasaran online, materi motivasi pengenalan diri, dan lainnya.

Dengan masa pendidikan selama satu tahun, imbuh dia, diharapkan nantinya akan lahir santri-santri berjiwa Qurani yang juga wirausahawan. “Pesantren wirausaha ini belajar dari Rasulullaah SAW dan para sahabat yang akhlaknya mengamalkan Alquran sekaligus adalah pengusaha tangguh,” terang Faris.

Sementara itu, Kepala Pesantren BISA, Haidar menambahkan untuk ikut belajar di pondok pesantren wirausaha tidak dipungut biaya alias gratis, karena merupakan program santunan bagi mustahik dari Lazis Jateng. Kendati gratis, pengelola pondok pesantren telah menyiapkan berbagai fasilitas untuk kelancaran proses pembelajaran.

Fasilitas yang disediakan itu, antara lain masjid, asrama, makan, ruang belajar, laboratorium komputer, tenaga pengajar, dan teknisi. ”Semua fasilitas bangunan sudah siap untuk digunakan para santri,” ungkap dia.

Persyaratan menjadi santri adalah lulusan sekolah menengah atas (SMA)/sederajat, minimal berusia 18 tahun. Sebagaimana tercantum di lembar publikasi, santri pesantren wirausaha harus seorang muslim laki-laki yang bukan perokok,  mampu membaca Alquran, dan belum menikah serta bersedia tidak menikah selama masa pendidikan.

“Ini merupakan tahun pertama pesantren wirausaha. Kami masih membuka pendaftaran dengan menghubungi nomor 085781309108,” ujar dia.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya