Jateng
Kamis, 5 Agustus 2021 - 14:47 WIB

Pesisir Pantura Jateng Menolak Tenggelam, Ini Jurus Gubernur Ganjar

Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir rob di Pekalongan, Jawa Tengah. (Antara Foto)

Solopos.com, SEMARANG – Wilayah pesisir pantura Jawa Tengah diprediksi tenggelam dalam beberapa puluh tahun ke depan karena penurunan permukaan tanah dan kenaikan permukaan air laut. Sampai saat ini setidaknya ada tiga wilayah di Jateng yang diprediksi bakal tenggelam lebih cepat, yaitu Semarang, Demak, dan Pekalongan.

Dihimpun dari berbagai sumber, Kamis (5/8/2021), wilayah pesisir pantai utara Jateng yang terancam tenggelam itu mengalami penurunan permukaan tanah sekitar 10-12 cm per tahun. Hal ini terjadi salah satunya akibat penyedotan air tanah yang masif.

Advertisement

Dikutip dari laman tataruang.pusdataru.jatengprov.go.id, Kota Pekalongan terletak di dataran rendah dengan ketinggian kurang lebih 1 meter di atas permukaan laut. Sementara wilayah pesisir utara Semarang berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki ketinggian sekitar 0,75 meter hingga 3,49 meter di wilayah pusat kota. Sedangkan wilayah Kabupaten Demak memiliki ketinggian yang bervariasi, yaitu 0-100 mdpl.

Ketiga wilayah itulah yang diprediksi paling cepat tenggelam di antara wilayah Jateng lain yang berada di pesisir pantura.  Diberitakan sebelumnya, Pekalongan diprediksi tenggelam dalam 15 tahun ke depan.

Advertisement

Ketiga wilayah itulah yang diprediksi paling cepat tenggelam di antara wilayah Jateng lain yang berada di pesisir pantura.  Diberitakan sebelumnya, Pekalongan diprediksi tenggelam dalam 15 tahun ke depan.

Baca juga: Cerita Pasijah 11 Tahun Jadi Penjaga Desa Tenggelam di Demak: Dilindungi Mbah Mudzakir

Sementara itu Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (Undip), Prof Dr Denny Nugroho Sugianto, ST, M.Si, memprediksi pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, tenggelam dalam 50 tahun ke depan. Prediksi ini diperkuat dengan banjir di Kota Semarang pada awal tahun yang dipicu curah hujan tinggi.

Advertisement

Bencana tersebut membuktikan bahwa drainase yang ada di Kota Semrang tidak bisa memuang air ke laut karena penurunan permukaan tanah.

“Keparahan terlihat ketika hujan awal tahun yang sampai banjir di Unissula, itu membuktikan drainase sudah tidak bisa membuang air ke laut dengan gravitasi karena tanahnya lebih rendah dari air laut,” sambung dia.

Baca juga: Pesona Bedono, Desa yang Tenggelam Jadi Lautan di Demak

Advertisement

Tanggapan Ganjar

Menanggapi prediksi dan ancaman pantura Jateng tenggelam, Gubernur Ganjar Pranowo menyebut sudah melakukan kajian untuk merumuskan solusi. Dia menyebut sudah ada kajian soal tenggelamnya ketiga daerahnya itu.

Menurutnya, hal yang harus dilakukan ialah bersama-sama menjaga lingkungan. Sementara pemerintah harus disiplin dalam memberikan izin penggunaan lahan sesuai fungsinya.

“Kajiannya sudah ada. Akan tenggelam kalau semua tidak menjaga lingkungan, maka tata ruang harus dikendalikan, penanaman dilakukan. Sehingga kalau kita mau memanfaatkan ruang itu harus betul-betul disiplin ” kata Ganjar usai meninjau isolasi terpusat di SDN Cemara Dua, Solo, Rabu (4/8/2021), seperti dilansir Detik.com. 

Advertisement

Baca juga: Jakarta Diprediksi Tenggelam, Presiden AS Ingatkan Indonesia Pindah Ibu Kota

Proyek Tanggul Laut Raksasa

Selama ini banjir air laut pasang atau rob seolah menjadi bagian dari kehidupa warga di pesisir pantura Jateng, yakni Pekalongan, Semarang, dan Demak. Banjir hampir terjadi setiap tahun jika air laut sedang pasang.

Guna mengatasi banjir rob yang mengancam menenggelamkan daratan, Pemprov Jateng membangun tanggul laut di Pekalongan pada 2017. Tanggul ini dibangun atas kerja sama dengan Dewan Perairan Belanda untuk mengatasi rob.

Selain itu, Pemprov Jateng juga membangun Tol Semarang-Demak yang sekaligus berfungsi sebagai tanggul penahan rob. Proyek infrastruktur yang menelan investasi sampai Rp15 triliun lebih itu ditarget rampung pada 2024.

Meski demikian, proyek tanggul lut bukanlah satu-satunya cara untuk menanggulangi rob. Penanganan rob perlu dibarengi dengan penghijauan pantai lewat penanaman mangrove untuk mencegah abrasi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif