SOLOPOS.COM - Pemeriksaan jenazah Ngadimin yang meninggal di pematang sawah Desa Jangkungharjo, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (25/4/2020). (Semarangpos.com-Pemcam Brati)

Solopos.com, PURWODADI — Seorang petani di Desa Jangkungharjo, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (25/4/2020), ditemukan tewas tertelungkup di pematang sawah. Petani tersebut diketahui bernama Ngadimin, 60, warga Jangkungharjo RT 002/RW 004.

“Almarhum Ngadimin dari keterangan keluarganya memiliki riwayat penyakit darah tinggi dan gejala stroke sejak 2017 lalu. Pada Jumat [24/4/2020] malam yang bersangkutan sempat berobat ke klinik,” jelas Kaposek Brati AKP Asep Priyana kepada Semarangpos.com.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Hal senada juga disampaikan Camat Brati Joko Supriyanto. Petani yang tewas di pematang sawah Grobogan itu sebelum ditemukan meninggal dunia sudah mengeluhkan sakit sejak Senin (20/4/2020) dan baru berobat Jumat malam.

Mengulas Sejarah Gedung Jiwasraya Kota Lama Semarang

Dijelaskan AKP Asep awal mula meninggalnya Ngadimin, ketika pada Sabtu sekitar pukul 08.30 WIB yang bersangkutan hendak memupuk tanaman padi. Sawah miliknya berada di blok Malang, RT 008, RW 001 Desa Jangkungharjo, Brati.

Dari keterangan saksi Rukin, 55 tahun pagi itu ia melihat Ngadimin berjalan di tanggul dekatnya membersihkan rumput di sawah. Sambil berjalan di atas pematang sawah, Ngadimin membawa ember hitam berisi pupuk. Korban rencana hendak memupuk tanaman padi miliknya.

Tengkurap di Pematang

Tak berapa lama lewat Sodikin petani lainnya memanggul benih padi hendak melewati pematang. Saat itulah dia melihat Ngadimin sudah dalam posisi tengkurap di atas pematang sawah.  Karena ada korban di pematang, Sodikin berjalan melalui sawah sambil memangkil korban, “Lek Min… Lek Min.”

Rukin yang curiga mendengar panggilan itu, segera memberitahu Masrup, 62, petani lainnya yang tak jauh dari lokasi. Keduanya kemudian mengecek kondisi Ngadimin. Masrup mengecek pernapasan dengan meraba hidung Ngadimin. Ternyata sudah tidak bernapas.

Begini Disbudpar Semarang Obati Rindu Dugderan

Kejadian itu segera disampaikan ke Ristiyono, 36, perangkat Desa Brati. Ristiyono kemudian melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Brati. Anggota Polsek Brati dan Koramil Brati bersama dokter dari Puskesmas Bratu dr. Ferdian datang ke lokasi kejadian

Petugas dan dokter kemudian melakukan pemeriksaan kondisi jenazah korban. Pemeriksaan terhadap tubuh pria dengan tinggi 158 tidak ditemukan tanda penganiayaan. Namun lanjut Kapolsek Brati, dari keterangan keluarga, korban memang memiliki riwayat darah tinggi dan gejala stroke.

Ditambahkan Camat Brati Joko berdasarkan keterangan dari Rukin, Ngadimin mengeluh sudah tidak kuat untuk memupuk seluruh tanaman padi di sawahnya.  “Jenazah Ngadimin kemudian diserahkan ke keluarganya untuk dimakamkan,” imbuh Joko Supriyanto.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya