SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Triyono/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Triyono/JIBI/SOLOPOS)

KARANGANYAR--Sejumlah petani di Desa Ngepungsari, Kecamatan Jatipuro, Karanganyar dalam beberapa tahun terakhir mengaku kesulitan memanfaatkan air yang ada untuk pengolahan lahan pertanian.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Seorang petani di Ngepungsari, Sarimin  mengatakan saat musim hujan tiba air hujan tumpah ruah mengalir persawahan dan di jalanan. “Namun saat musim kemarau petani kesulitan mencari sumber air,” terangnya saat ditemui Solopos.com , Kamis (12/7/2012),

Petani lain yang enggan disebut namanya mengatakan tanah di Desa Ngepungsari miring ke selatan sehingga air mengalir ke arah Wonogiri. “Jika dibangun talut dan DAM air bisa dimanfaatkan petani disini,” ujarnya, .

Sementara Kepala Desa Ngepungsari, Suparno, saat ditemui Solopos.com di kantornya mengaku sangat memerlukan talut agar limpahan air yang ada tidak terbuang sia-sia. Dia menambahkan dengan pembangunan talud bisa  dimanfaatkan petani setempat. “Selain untuk pertanian yang jelas untuk  tata wajah desa yang lebih baik,” ujarnya.

Saat ini, kata dia, jika hujan tiba air membanjiri jalan dan seringkali membuat jalan rusak. Selain itu, air yang melimpah saat hujan hanya dimanfaatkan petani dari Wonogiri. “Karena mereka sudah punya talut dan DAM,” ujarnya.

Talut yang diperlukan, jelasnya sepanjang 400 meter di tepi jalan utama Karanganyar-Wonogiri. “Saya berharap  kepada DPU Karanganyar dan Dinas Pertanian Karanganyar memperhatikan persoalan kami,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya