SOLOPOS.COM - Ilustrasi penggilingan gabah. (Bisnis)

Solopos.com, KEBUMEN — Rice milling unit alias RMU atau Sentra Pengolahan Beras Terpadu alias SPBT mulai beroperasi melayani petani Desa Kaliputih, Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Bupati Kebumen Arif Sugiyanto berharap agar produktivitas petani padi di Kebumen, Jateng dapat meningkat.

“SPBT mampu membantu peningkatan produksi beras dan kesejahteraan untuk kurang lebih 170 ribu petani di Kebumen,” jelas Arif dalam keterangan resminya, Jumat (28/5/2021).

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Rice milling unit untuk petani Kebumen tersebut merupakan bantuan pemerintah pusat lewat Bank Mandiri dan PT Pertamina Persero sebagai BUMN. “Pihak BUMN membantu pembelian hasil panen sampai penjualan premium. Mereka juga akan diberikan pelatihan dan pendampingan,” jelasnya saat meninjau fasilitas tersebut.

Baca Juga: Bermula dari Kelas Orgasme, Warga Kanada Dideportasi

Dilaporkan kapasitas produksi RMU tersebut mencapai 3 ton per jam. Untuk mengelola fasilitas tersebut, Pemerintah Kabupaten Kebumen menunjuk PT Mitra Desa Kebumen. Perusahaan tersebut merupakan hasil kerjasama Koperasi Migatani Lestari Mandiri bersama PT Mitra BUMDes Nusantara.

Selain mengolah hasil panen petani, fasilitas tersebut juga bakal menjual berbagai kebutuhan sarana produksi pertanian dan pupuk. Tak hanya itu, sejumlah program dukungan bagi petani juga telah disiapkan. Seperti program pembinaan budidaya tanam dengan sistem smart and corporate farming, akses permodalan, bank gabah, serta penyaluran dana bergulir.

Ditinjau Menteri BUMN

Erick Thohir selaku Menteri BUMN juga ikut meninjau fasilitas tersebut. Menurutnya, rice milling unit alias Sentra Pengolahan Beras Terpadu yang telah beroperasi tersebut bakal membantu petani Kebumen, terutama pada masa panen dan pascapanen. Bukan hanya itu, fasilitas tersebut juga dapat meningkatkan daya saing petani Jawa Tengah.

“Penggilingan beras ini tak hanya akan meningkatkan produktivitas petani untuk menghasilkan beras yang premium, namun juga mewujudkan ketahanan pangan,” tambahnya.

Pembangunan fasilitas produksi tersebut merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi pertanian di Jawa Tengah, khususnya di Kebumen. Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, kapasitas produksi beras dan padi di Jawa Tengah pada tahun 2020 sempat mengalami penurunan.

Baca Juga: Ini Reaksi Pembatalan SKB 3 Menteri soal Seragam Sekolah

Berdasarkan data BPS, kapasitas produksi padi di Jawa Tengah pada tahun 2018 mencapai 9.512.434 ton. Angka tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2019 yang tercatat mencapai 9.655.654 ton. Meskipun demikian, pada tahun 2020, kapasitas produksinya hanya tercatat di 9.586.911 ton.

Kapasitas produksi beras juga tercatat mengalami penurunan. Pada tahun 2018 angkanya mencapai 5.442.034 ton. Mengalami peningkatan pada tahun 2019 hingga mencapai 5.523.969 ton. Dan turun di tahun berikutnya, 5.484.641 ton.

Sementara itu, di Kabupaten Kebumen, produksi beras pada tahun 2019 mencapai 244.380 ton. Namun, pada tahun berikutnya, kapasitas produksi beras di Kebumen bahkan tak mampu menembus 200.000 ton. BPS mencatat Kabupaten Kebumen hanya mampu memproduksi 199.611 ton beras pada tahun 2020.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya