SOLOPOS.COM - Foto udara kondisi Sungai Tuntang yang meluap karena tak mampu menampung debit air di Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (6/2/2024). Banjir karena intensitas hujan deras pada Senin (5/2) sore hingga Selasa (6/2) dini hari tersebut menyebabkan meluapnya Sungai Tuntang serta jebolnya beberapa tanggul sungai sehingga jalur utama jalan Semarang-Purwodadi lumpuh, sementara itu TNI-POLRI bersama BPBD dibantu relawan mengalihkan arus lalu lintas ke sejumlah titik jalan alternatif. ANTARA FOTO/Aji Styawan/nym.

Solopos.com, GROBOGAN – Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng), mencatat ada sekitar 4.194 hektare (ha) lahan persawahan yang terendam banjir akibat meluapnya Sungai Lusi hingga jebolnya sejumlah tanggul sungai, Senin (5/2/2024) lalu.

Ribuan lahan petani yang terendam itu terdiri dari komoditas tanaman padi, jagung, bayam, kacang panjang, pare, terong, kedelai, hortikultura, dan bawang merah.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Kepala Dispertan Grobogan, Sunanto, mengatakan dari sembilan komoditas itu paling banyak terendam adalah tanaman padi.

Sementara usia tanam komoditas tersebut masing-masing lahan bervariasi di antaranya ada yang baru 10 hari setelah tanam (HST) sampai 100 HTS.

“Lahan-lahan yang terdampak banjir itu tersebar di 56 desa dari 15 kecamatan. Tinggi genangan juga bervariasi. Ada yang teregenang 50 centimeter (cm), dan ada juga yang sampai 150 sentimeter,” kata Nanto saat dihubungi Solopos.com, Kamis (8/2/2024) malam.

Lebih rinci, berdasarkan data yang diterima Solopos.com, 15 kecamatan yang terdampak itu berada di Tanggungharjo, Tawangharjo, Brati, Grobogan, Wirosari, Toroh, Kedungjati, Pulokulon, Gubug, Penawangan, Godong, Klambu, Tegowanu, Karangranyung, dan Purwodadi.

Adapun dari belasan kecamatan itu, Penawangan menjadi wilayah dengan jumlah lahan desa paling banyak terendam, yakni mencapai 11 desa.

Kendati memiliki jumlah lahan desa paling banyak terendam, namun lahan yang kebanjiran di Kecamatan Penawangan hanya seluas 332 hektare.

Luasan lahan paling banyak terendam berada di Kecamatan Purwodadi, yakni ada seluas 1.212 hektare dari total 8 desa yang terendam.

Lebih jauh, saat disinggung apakah 4.194 hektare lahan pertanian tersebut terancam puso atau gagal panen karena sudah terendam air banjing selama tiga hari, Sunanto menegaskan belum.

Meski demikian, ia tak menampik apabila hasil panen sejumlah komoditas bakal tidak maksimal.

“Belum terancam (puso), masih terdampak banjir. Kalau tergenang 7 – 10 hari baru diprakirakan puso,” jelasnya.

Dispetan Grobogan pun saat ini masih mendata secara riil lahan pertanian yang diprakirakan bakal puso maupun sebaliknya.

Pihaknya juga mengaku siap mengawal para petani yang nantinya terdampak banjir ini agar bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah.

“Kemudian nanti setelah pendataan, rencananya yang tergenang semua kami usulkan bantuan benih juga,” janjinya.

Diberitakan sebelumnya, Kepada BPBD Jateng, Bergas C. Penanggungan, menyatakan hingga Rabu sore banjir setinggi 30-70 sentimeter masih menggenangi 16 kecamatan.

Yakni di Godong, Penawangan, Tawangharjo, Purwodadi, Toroh, Karangrayung, Geyer, Kedungjati, Tegowanu, Tanggungharjo, Gubug, Grobogan, Pulokulon, Brati, Wirosari dan Klambu.

“Sampai saat ini masih penanganan di lapangan. Namun di beberapa titik air berangsur surut dengan penurunan kurang lebih 20 sentimeter,” kata Bergas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya