Jateng
Kamis, 8 Februari 2024 - 12:46 WIB

Petani Merana, 4.194 Hektare Lahan di Grobogan Terendam Banjir

Adhik Kurniawan  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto udara kondisi Sungai Tuntang yang meluap karena tak mampu menampung debit air di Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (6/2/2024). Banjir karena intensitas hujan deras pada Senin (5/2) sore hingga Selasa (6/2) dini hari tersebut menyebabkan meluapnya Sungai Tuntang serta jebolnya beberapa tanggul sungai sehingga jalur utama jalan Semarang-Purwodadi lumpuh, sementara itu TNI-POLRI bersama BPBD dibantu relawan mengalihkan arus lalu lintas ke sejumlah titik jalan alternatif. ANTARA FOTO/Aji Styawan/nym.

Solopos.com, GROBOGAN – Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng), mencatat ada sekitar 4.194 hektare (ha) lahan persawahan yang terendam banjir akibat meluapnya Sungai Lusi hingga jebolnya sejumlah tanggul sungai, Senin (5/2/2024) lalu.

Ribuan lahan petani yang terendam itu terdiri dari komoditas tanaman padi, jagung, bayam, kacang panjang, pare, terong, kedelai, hortikultura, dan bawang merah.

Advertisement

Kepala Dispertan Grobogan, Sunanto, mengatakan dari sembilan komoditas itu paling banyak terendam adalah tanaman padi.

Sementara usia tanam komoditas tersebut masing-masing lahan bervariasi di antaranya ada yang baru 10 hari setelah tanam (HST) sampai 100 HTS.

Advertisement

Sementara usia tanam komoditas tersebut masing-masing lahan bervariasi di antaranya ada yang baru 10 hari setelah tanam (HST) sampai 100 HTS.

“Lahan-lahan yang terdampak banjir itu tersebar di 56 desa dari 15 kecamatan. Tinggi genangan juga bervariasi. Ada yang teregenang 50 centimeter (cm), dan ada juga yang sampai 150 sentimeter,” kata Nanto saat dihubungi Solopos.com, Kamis (8/2/2024) malam.

Lebih rinci, berdasarkan data yang diterima Solopos.com, 15 kecamatan yang terdampak itu berada di Tanggungharjo, Tawangharjo, Brati, Grobogan, Wirosari, Toroh, Kedungjati, Pulokulon, Gubug, Penawangan, Godong, Klambu, Tegowanu, Karangranyung, dan Purwodadi.

Advertisement

Kendati memiliki jumlah lahan desa paling banyak terendam, namun lahan yang kebanjiran di Kecamatan Penawangan hanya seluas 332 hektare.

Luasan lahan paling banyak terendam berada di Kecamatan Purwodadi, yakni ada seluas 1.212 hektare dari total 8 desa yang terendam.

Lebih jauh, saat disinggung apakah 4.194 hektare lahan pertanian tersebut terancam puso atau gagal panen karena sudah terendam air banjing selama tiga hari, Sunanto menegaskan belum.

Advertisement

Meski demikian, ia tak menampik apabila hasil panen sejumlah komoditas bakal tidak maksimal.

“Belum terancam (puso), masih terdampak banjir. Kalau tergenang 7 – 10 hari baru diprakirakan puso,” jelasnya.

Dispetan Grobogan pun saat ini masih mendata secara riil lahan pertanian yang diprakirakan bakal puso maupun sebaliknya.

Advertisement

Pihaknya juga mengaku siap mengawal para petani yang nantinya terdampak banjir ini agar bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah.

“Kemudian nanti setelah pendataan, rencananya yang tergenang semua kami usulkan bantuan benih juga,” janjinya.

Diberitakan sebelumnya, Kepada BPBD Jateng, Bergas C. Penanggungan, menyatakan hingga Rabu sore banjir setinggi 30-70 sentimeter masih menggenangi 16 kecamatan.

Yakni di Godong, Penawangan, Tawangharjo, Purwodadi, Toroh, Karangrayung, Geyer, Kedungjati, Tegowanu, Tanggungharjo, Gubug, Grobogan, Pulokulon, Brati, Wirosari dan Klambu.

“Sampai saat ini masih penanganan di lapangan. Namun di beberapa titik air berangsur surut dengan penurunan kurang lebih 20 sentimeter,” kata Bergas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif