SOLOPOS.COM - Direktur Utama Phapros Tbk. Barokah Sri Utami (kedua dari kiri) membaca buku laporan kinerja perusahaan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Phapros di Semarang, Kamis (27/4/2016). (Insetyonoto/JIBI/Semarangpos.com)

Phapros berencana membangun pabrik baru di Priangpus, Kabupaten Semarang dengan nilai investasi Rp450 miliar.

Semarangpos.com, SEMARANG – PT Phapros memastikan rencana pembangunan pabrik obat di kawasan industri Priangapus, Kabupaten Semarang dengan menyiapkan investasi senilai Rp450 miliar. Peletakan batu pertama pabrik farmasi PT Phapros itu dijadwalkan September 2016.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Luas lahan pabrik baru yang merupakan pengembangan dari pabrik Phapros di Simongan, Kota Semarang tersebut mencapai 10 hektare. Direktur Utama (Dirut) Phapros Tbk, Barokah Sri Utami mengklaim sudah melakukan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) pembangunan pabrik tersebut dan dinyatakan lolos.

“Direncanakan ground breaking dimulainya pembangunan pabrik di Pringapus, Kebupaten Semarang antara September-Oktober mendatang,” katanya kepada wartawan seusai ditetapkan menjadi direktur utama pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Phapros di Semarang, Kamis (27/4/2016).

Barokah Sri Utami yang sebelumnya menjabat sebagai direktur produksi Phapros itu menggantikan dirut sebelumnya, Iswanto. Dalam kesempatan itu, juga ditetapkan Direktur Keuangan Heru Marsono, Direktur Pemasaran  Chairani, dan Direktur Produksi Syamsul Huda.

Lebih lanjut, Emmy, panggilan Barokah Sri Utami mengatakan, pembangunan pabrik di Priangapus dilaksanakan dengan dana yang cair bertahap, sehingga bersifat multiyear. “Diharapkan pada 2019 pabrik di Priangapus sudah bisa running beroperasi  memproduksi obat,” harapnya.

Kapasitas produksi pabrik baru tersebut, menurut Emmy sekitar 2,5 miliar butir tablet obat per tahun atau dua kali lebih besar dibandingkan pabrik Phapros di Simongan, Kota Semarang yang hanya mencatatkan rekor 1,2 miliar butir tablet/tahun.  “Nantinya dari dua pabrik Phapros dapat menghasilkan produksi sebanyak 3,6 miliar butir obat per tahun,” tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Emmy menyampaikan kinerja penjualan Phapros selama Januari-Maret 2016 mengalami pertumbuhan sebesar 11,4%. “Kami juga telah memenangi tender e-catalog untuk obat generik dan obat nama dagang senilai Rp271 miliar,” ungkapnya.

Sementara itu, pada RUPS  Phapros disepakati pembagian deviden senilai Rp31,5 miliar atau 50% dari laba bersih pada 2015 senilai Rp63 miliar. Pada 2015 perusahaan farmasi yang memproduksi lebih dari 250 item obat tersebut membukukan pendapatan penjualan senilai Rp691 miliar.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya