SOLOPOS.COM - Petugas Satpol PP Kota Semarang tengah membongkar papan nama kompleks Relokasi Pasar Johar di lahan milik Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), beberapa waktu lalu. (Solopos.com-Ponco Wiyono)

Solopos.com, SEMARANG – Meski Pasar Johar Baru dan Pasar Klitikan Penggaron sudah siap digunakan, pengelola kompleks relokasi Pasar Johar di lingkungan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Kota Semarang, berharap bangunan di kawasan tersebut tidak dibongkar. Alasannya, banyak pedagang yang sudah nyaman berjualan di kawasan relokasi Pasar Johar tersebut.

Kompleks Relokasi Pasar Johar yang berada di sekitar MAJT itu digunakan untuk menampung pedagang pasca-kebakaran melanda Pasar Johar Semarang pada 2015 lalu. Kini setelah Pasar Johar selesai renovasi, para pedagang pun diminta kembali menempati Pasar Johar yang berada di Jalan KH Agus Salim, Semarang Tengah.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Ketua Yayasan Badan Pengelola Masjid Agung Semarang, Khamad Mahsun, meminta agar Pemkot Semarang menampung permohonan pihaknya agar bangunan di Relokasi Pasar Johar tidak dibongkar.

“Kami minta bantuannya, bagaimana caranya supaya kompleks itu bisa dimanfaatkan. Apakah harus pinjam atau apa, kami akan ikuti. Jangan sampai dibongkar. Eman-eman,” ujarnya, Senin (17/10/2022).

Khamad yang juga menjabat Wakil Sekretaris Yayasan Nadhir Wakaf Bondo Masjid Agung Semarang dan Wakil Ketua Alih Kelola Pasar itu menilai kawasan tersebut telah berhasil membangkitkan perekonomian warga sekitar. Atas dasar itu ia meminta ada kebijsanaan dari Pemkot Semarang untuk bisa memanfaatkan bangunan bekas pasar relokasi itu.

Baca juga: Relokasi Pasar Johar Kebakaran, Begini Kata Warganet

“Kan usaha sudah jalan, masa mau ditutup. Nggolek panggonan, angel setengah mati [mencari tempat jualan susahnya setengah mati], kok ini sudah jalan mau ditutup,” ucapnya.

Ia menambahkan, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kawasan tersebut sudah berubah dari budaya menjadi ekonomi. Maka dari itu pihak yayasan menganggap kawasan tersebut sudah layak untuk disebut pasar.

“Kami selaku pihak masjid bergerak untuk mengurus perizinannya. Syarat-syarat sudah dilengkapi. Baru minta izin, tapi jangan sampai dibongkar dulu, ” pintanya.

Dua Kaki

Khamad mengakui bahwa bangunan di Relokasi Pasar Johar didirikan Pemkot Semarang. Namun, ia meminta pemerintah berbesar hati merelakan bangunan tersebut untuk dimanfaatkan warga.

Baca juga: Pasar Johar di Semarang Diresmikan, Ini Pesan Presiden Jokowi

Sementara mengomentari kebijakan pemerintah yang melarang pedagang berjualan di dua tempat, di Relokasi Pasar Johar yang ada di MAJT dan Pasar Johar yang baru, Khamad mengaku sepakat.

“Saya dukung Pasar Johar rapi kembali, ramai lagi. Kita dukung kebijakan kota, tidak boleh ada dua kaki. Silakan pedagang memilih salah satu,” ujarnya.

Khamad pun mengenang usaha pihak masjid membantu pemerintah ketika kesulitan mencari lahan sebagai tempat relokasi Pasar Johar yang terbakar. Kala itu, ia dan mendiang Imam Syafii dan Ali Mufiz datang menemui Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, untuk menawarkan tanah wakaf milik Masjid Agung Semarang digunakan menampung ribuang pedagang Pasar Johar yang terdampak kebakaran pada 2015 silam.

“Waktu itu jam 05.00 WIB kita bersepakat untuk memberikan pinjaman tanah kita untuk pasar relokasi,’’ ungkapnya.

Sebelumnya pihak masjid berencana mendirikan pasar induk agro sayur dan buah-buahan. Khamad juga menambahkan, untuk mewujudkan rencana itu yayasan menyiapkan tanah seluas 6 hektare dengan anggaran mencapai Rp3 miliar pada 2011 silam.

“Awalnya dipinjamkan ke Pemkot [Semarang] secara gratis. Tapi dalam perkembangannya diketahui bahwa tidak boleh tanah wakaf dipinjamkan tanpa hasil. Akhirnya dibuatlah perjanjian sewa menyewa,” terang Khamad.

“Dulu kalau tidak ada MAJT, mau direlokasi ke mana? Sekarang ini setelah meminjamkan, kok diperlakukan seperti itu. Saya kira kurang bijaksana.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya