Jateng
Kamis, 29 Maret 2018 - 14:50 WIB

PILKADA 2018 : Kunjungi Cilacap, Logat Ngapak Ganjar Pranowo Jadi Sorotan Warganet

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ganjar Pranowo (kanan) berdialog dengan Paguyuban Resik Kubur Jerotengah (PRKJ) di Desa Pekuncen, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Jateng, Rabu (28/3/2018). (Instagram-@ganjar_pranowo)

Pilkada atau tepatnya Pilgub Jateng 2018 masa kampanyenya dimanfaatkan Ganjar Pranowo berkunjung ke Cilacap.

Semarangpos.com, CILACAP – Calon gubernur Jawa Tengah (cagub Jateng) nomor urut 1, Ganjar Pranowo, memanfaatkan masa kampanye di Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur (Pilgub) Jateng dalam rangkaian pilkada serentak 2018 untuk mengunjungi masyarakat adat Paguyuban Resik Kubur Jerotengah (PRKJ) di Desa Pekuncen, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Jateng, Rabu (28/3/2018).

Advertisement

Ganjar Pranowo memanfaatkan kesempatan itu untuk berdialog dengan masyarakat adat tersebut menggunakan logat ngapak. Dalam dialog itu, politikus PDI Perjuangan itu membahas soal belangkon yang menurutnya juga berfungsi sebagai identitas masyarakat.

A post shared by Ganjar Pranowo (@ganjar_pranowo) on

Advertisement

Video dialognya dengan masyarakat di Cilacap yang menggunakan logat ngapak itu kemudian diunggah di akun Instagramnya, @ganjar_pranowo, dan menjadi perhatian warganet. Sebagian dari mereka justru menyoroti logat ngapak yang digunakan Ganjar Pranowo. “Ora ngapak ora kepenak pokoke pak,” tulis pengguna akun Instagram @yogowibowo21.

“Pak Ganjar ngapaknya keren,” timpal pengguna akun Instagram @margie.hestiani.

Hahahhahahahahahhaa Pak ganjar ngapake kayak aku. Aku Kebumen pak @ganjar_pranowo,” ungkap pengguna akun Instagram @rpurba103.

Advertisement

Terlepas dari sorotan netizen terhadap logat ngapak-nya, cagub yang didampingi calon wakil gubernur (cawagub) Taj Yasin di pilkada atau tepatnya Pilgub Jateng 2018 itu mengaku bercerita kepada masyarakat adat PRKJ tentang kebijakan pakaian adat di lingkungan Pemprov Jateng ketika ia masih menjabat sebegai gubernur Jateng.

“Saya bercerita ketika masih aktif menjadi Gubernur Jateng ada kebijakan memakai busana adat setiap tanggal 15 dan pemakaian bahasa Jawa di lingkungan Provinsi Jateng,” ungkap Ganjar pada keterangan video.

Selain itu, politikus PDI Perjuangan itu juga menyayangkan berkurangnya masyarakat di Indonesia, khususnya di Jateng. Padahal, menurutnya, Presiden Joko Widodo telah berpesan kepadanya untuk menjaga eksistensi masyarakat adat. “Pak Presiden Jokowi berpesan supaya seluruh masyarakat adat harus tetap dijaga keberadaannya dan diberi dukungan sepenuhnya oleh pemerintah,” pungkas cagub nomor urut 1 di pilkad atau tepatnya Pilgub Jateng 2018 tersebut.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif