Jateng
Rabu, 4 April 2018 - 04:50 WIB

PILKADA 2018: Pedagang Barito Semarang Mengadu ke Sudirman Said

Redaksi Solopos.com  /  Ginanjar Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SEMARANG</strong> &ndash; Calon gubernur (cagub) nomor urut 2 di Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng), Sudirman Said, bertemu dengan sejumlah pedagang di kawasan Barito, Kota Semarang, Jateng, Selasa (3/4/2018). Dalam kesempatan pada masa kampanye pilkada serentak 2018 itu, para pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Karya Mandiri Barito mengadu kepada Sudirman Said setelah lapak mereka terdampak proyek normalisasi Banjir Kanal Timur Semarang.</p><p>Kepada Sudirman Said, ketua paguyuban, Yulianto, menjelaskan para pedagang telah menempati kawasan Barito sejak lama. "Ini pindahan dari Tawang tahun 1985. Jumlah blok A &ndash; H 583 pelaku usaha ada 9684 karyawan. Dari Semarang, Demak, dan Kendal," ungkapnya seperti dikutip tim media pasangan cagub-cawagub Sudirman Said-Ida Fauziyah di laman <em>Jatengmuktibareng.com</em>.</p><p>Yulianto menegaskan dirinya tak menolak proyek normalisasi Banjir Kanal Timur Semarang, namun tak ingin dipindahkan ke tempat yang nantinya bisa merugikan. "Pak Dirman, karena kami ini jadi korban. DED dan AMDAL kami tidak tahu. Kalau pun dipindah, jika tidak sesuai dengan yang selama ini kami jalankan, ini akan mematikan usaha mikro kecil dan menengah. Juga dari pelanggan. Mohon dorongan morel dan politis. Kami ingin ini ditata dan dirapikan," harapnya.</p><p>Sementara itu, Sudirman Said menilai para pedagang di kawasan Barito sebenarnya memiliki peran besar dalam sejarah perekonomian Kota Semarang. "Karena ditunjukkan realita betapa rakyat Jawa Tengah sangat tangguh. Karena bertahan hidup dengan usaha sendiri tanpa bergantung dan tidak meminta uang pada pemerintah. Ini adalah pelaku-pelaku ekonomi garda terdepan," ucap cagub yang berdampingan dengan cawagub Ida Fauziyah di pilkada atau tepatnya Pilgub Jateng 2018.</p><p>Mantan menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM) itu menyatakan proyek normalisasi adalah wewenang Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana di bawah naungan Pemprov Jateng. Sedangkan pembebasan lahan para pedagang, menurutnya, adalah wewenang Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.</p><p>Pria kelahiran Brebes, 54 tahun silam itu menyatakan akan berdialog dengan wali kota terkait penataan pedagang jika dirinya berhasil menjadi gubernur melalui Pilgub Jateng 2018. "Jika saya jadi [gubernur Jateng], saya akan ajak ngobrol wali kota, mas wali, ini rasanya kok begini. Dialog dengan baik, yang penting rakyat yang sudah mandiri ini harus ditopang," janjinya.</p><p>Ia menegaskan pemerintah seharusnya bisa memperhatikan rakyat kalangan bawah untuk dibawa naik, bukan justru direcoki. "Yang penting dalam mencari solusi harus mementingkan masyarakat banyak. Itu tidak sulit, persoalannya mau mendengarkan rakyat tidak," pungkas rival Ganjar Pranowo di pilkada atau tepatnya Pilgub Jateng 2018 tersebut.</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif