Jateng
Selasa, 24 Januari 2023 - 22:35 WIB

Pilu! Kabar Terkini Istri TNI di Semarang yang Selamat dari Penembakan

Ponco Wiyono  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Almarhum Kopda Muslimin dan istrinya, Rina Wulandari (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Masih ingat kasus anggota TNI di Semarang yang menyuruh pembunuh bayaran untuk melakukan penembakan terhadap istrinya, beberapa waktu lalu?

Anggota TNI yang diketahui bernama Kopda Muslimin itu memang telah meninggal dunia setelah menenggak racun. Sementara, sang istri, Rina Wulandari, yang jadi sasaran pembunuhan bisa selamat setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Advertisement

Kendati demikian, kondisi Rina saat ini terbilang memperihatinkan. Ia harus kehilangan satu organ akibat percobaan pembunuhan itu hingga rentan terserang penyakit.

Hal itu diungkaapkan dr Uva Utama, yang merupakan saksi forensik kasus percobaan pembunuhan terhadap Rina Wulandari. Dokter RSUP dr Kariadi Semarang yang dihadirkan di Pengadilan Negeri (PN) Semarang dalam kasus percobaan pembunuhan terhadap istri anggota TNI itu mengungkapkan jika Rina harus kehilangan organ limpa akibat peristiwa penembakan yang terjadi di depan rumahnya, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.

Menurut Uva, Rina sebelumnya menjalani perawatan di rumah sakit swasta yang ada di Banyumanik, sebelum akhirnya dikirim ke RSUP Dr Kariadi. “Sebelum perutnya dibedah kami lakukan visum dan kemudian dilakukan operasi,” jelasnya.

Advertisement

Uva melanjutkan, dalam pemeriksaan terhadap Rina, ia mendapati beberapa jahitan di perut bekas operasi di rumah sakit sebelumnya. “Jahitan itu berada di sisi kanan, kiri, dan tengah di perut. Sebelah kanan ada dua luka, kiri dua luka, dan tengah ada satu luka,” sambungnya.

Selain organ luar, kata Uva, organ bagian dalam yakni lambung dan hati korban juga dijahit. Uva juga menemukan ada satu organ dalam Rina yang dibuang yakni limfatik atau limpa.

“Limfa ini berfungsi untuk menghasilkan sel darah putih dan menyimpan sel darah merah. Organ itu sudah diambil saat kami buka,” kata Uva lagi.

Advertisement

Uva menerangkan rusaknya limpa korban adalah akibat adanya benda luar yang mengenai organ itu. Sementara jika tidak diangkat, organ tersebut bisa menyebabkan pendarahan.

“Korban bisa sembuh bisa beraktivitas. Tetapi korban tidak bisa beraktivitas seperti sebelumnya karena satu dii antara organ tubuh diangkat. Jadi rentan terkena penyakit,” tegas Uva.

Rina juga disebutnya harus memakai alat bantu pernapasan di tenggorokan setelah tidak bisa bernafas melalui hidung akibat tragedi itu. “Jadi jalur pernafasan harus membolongi lewat tenggorokan. Kondisi korban semakin membaik dan sudah sadar. Namun kondisi korban itu lemas akibat pengangkatan limpa. Hal ini menyebabkan daya tubuhnya kurang baik, dampaknya dia sering terserang sakit flu atau batuk pilek,” bebernya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif