SOLOPOS.COM - Pendampingan warga Salatiga yang ingin melakukan pendaftaran di Pintar UMKM. (Istimewa/Dinkop UKM Kota Salatiga)

Solopos.com, SALATIGA — Tak bisa dipungkiri saat ini usaha mikro kecil menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia.

UMKM diyakini tidak hanya berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi lokal maupun nasional, tetapi juga berdampak sosial. Hal itu seperti menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, dan mendorong distribusi pendapatan yang lebih merata.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Dukungan berkelanjutan dari pemerintah, lembaga keuangan, sektor swasta, dan masyarakat dapat membantu memperkuat sektor UMKM di Indonesia. Inisiatif yang mendorong pelatihan, akses pembiayaan, pemasaran digital, dan pengembangan keterampilan bisnis dapat membantu UMKM tumbuh dan bersaing di pasar global.

Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga melakukan inovasi pemberdayaan UMKM dengan mengoperasikan Portal Informasi Terpadu (PintarUMKM). Program itu merupakan kerja sama Pemkot Salatiga dengan Fakultas Teknologi Informasi (FTI) UKSW Salatiga.

Program tersebut hadir untuk menertibkan administrasi, sinkronisasi dan integrasi data, meningkatkan pelayanan, menyajikan laporan, dan meningkatkan pemasaran produk UMKM.

Kolaborasi tersebut merupakan langkah konkret untuk mengakomodasi pengembangan ekonomi berbasis inovasi sehingga UMKM Salatiga lebih memiliki daya saing dan dikenal secara global.

PintarUMKM menjadi salah satu inovasi pelayanan kepada UMKM yang mudah diakses, reliabel, dan informatif. Sekaligus pula bisa mengatasi kendala saat ini, yaitu data jumlah UMKM yang terintegrasi se-Indonesia.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop UKM) Kota Salatiga, Martini, mengatakan program tersebut merupakan terobosan Dinkop UKM yang berawal dari keprihatinan banyaknya UMKM yang ada di Kota Salatiga, namun belum maksimal dalam penataan dan risiko UMKM untuk bertahan lama.

“Mayoritas di Salatiga kan UMKM itu bidang kuliner, pertumbuhannya sangat cepat dan turunnya juga cepat. Contohnya jika punya uang [modal] bisa berdagang, tapi kalau habis modal langsung tutup. Punya modal lagi, dagang lagi,” ungkap Martini saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Rabu (23/8/2023).

Dari keprihatinan itu, munculah ide membuat website pintarUMKM dengan menggandeng Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga.

Website pintarUMKM sendiri bertujuan memberikan wadah bagi UMKM agar memiliki legalitas yang jelas dan sesuai dengan peraturan, seperti mendorong pelaku UMKM untuk memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB).

Saat pelaku UMKM memiliki NIB, lanjut Martini, sangat berpengaruh untuk keberlanjutan mereka sendiri. Selain itu juga mempermudah Dinkop UMK dalam memberikan sejumlah pelatihan-pelatihan dan bantuan.

Di website tersebut, pelaku UMKM bisa langsung mendaftarkan usahanya. Setelah mengisi sejumlah data lewat online, pendaftar bisa langsung melakukan verifikasi tanpa perlu datang ke Kantor Dinas Koperasi UKM yang berada di Jalan Dipomenggolo, Kelurahan Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.

Para pendaftar tak perlu datang ke Dinkop UKM karena sudah dilakukan secara online melalui sistem. Terkait password saat akses website tersebut dibuat sendiri oleh UMKM.

Setelah berhasil mendaftarkan di pintarUMKM, pelaku UMKM bisa menjajakan produknya di website tersebut. Bahkan website itu juga langsung bisa terhubung dengan WhatsApp maupun lokasi pemilik usaha tersebut.

Sehingga pembeli bisa langsung menghubungi penjual jika ingin memesan produk. Hal itu sekaligus sebagai bahan promosi penjualan bagi pemilik usaha.

Selain kemudahan mendaftar sebagai anggota pintarUMKM dan bisa menawarkan produknya langsung di website, kata Martini, anggota yang sudah mendaftar di pintarUMKM akan mendapatkan pembinaan langsung dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Salatiga.

Dikatakan, pembinaan yang ditawarkan itu di antaranya pelayanan lapak UMKM yang ada di website tersebut. Pelaku UMKM bisa menjual produknya langsung di website tersebut.

Kemudian ada juga pelatihan mulai dari cara pembuatan bungkus (packaging) yang lebih menarik, pelatihan penjualan online, dan lain-lain.

“Ada juga edu-UMKM yang mengarah pada pelatihan online. Sebab, saat menyelenggarakan pelatihan offline yang bisa mengikuti terbatas. Dengan begitu, bisa lebih luas menjangkau masyarakat,” beber Martini.

Pelatihan online itu juga bisa bisa diakses kalangan difabel yang mungkin kesulitan jika harus mendatangi tempat pelatihan secara langsung. Sehingga mereka juga bisa mendapatkan pelatihan juga dengan merambah ke pelatihan online.

Selain itu, manfaat ikut bergabung dalam pintarUMKM bagi pelaku usaha adalah bisa mempromosikan produknya di berbagai ajang pameran. Secara rutin, Dinkop UMK memberikan informasi terkait adanya pameran.

Bahkan ketika pemilik produk tidak bisa mendatangi lokasi pameran, Dinkop UMK Salatiga yang akan membawa produk itu pada kesempatan pameran.

“Kami ambil data dari pintarUMKM, kami kurasi dan akan kami bawa ke pameran, seperti di Semarang, Solo, dan tempat-tempat lain. Jika tidak bisa datang, petugas kami yang akan membawa produk-produk itu ke pameran untuk promosi,” terang Martini.

Diakuinya, dengan pembinaan itu banyak pelaku UMKM yang terbantu. Di antaranya berupa peningkatan dalam hal penjualan. Omzet juga bisa langsung naik.

Pada kesempatan acara pemerintah kota Salatiga, pihaknya juga menawarkan terlebih dahulu ke anggota pintarUMKM untuk menawarkan produknya di E-purchasing.

“Kami juga dampingi untuk masuk E-purchasing. Kami utamakan binaan di pintarUMKM itu terlebih dahulu,” terang Martini.

Selain manfaat itu, Martini juga memberikan bimbingan kepada pelaku UMKM untuk bisa mendapatkan NIB, sertifikat halal, pendaftaran HAKI, dan pendaftaran di BPOM.

Meskipun inovasi pintarUMKM baru di-launching November 2021, inovasi tersebut telah mendapatkan Bronze Champion Inovasi Pemberdayaan UMKM dalam ajang Government Entrepreneurial oleh Chairman Markplus Inc pada Kamis (8/12/2022) lalu.

Penghargaan tersebut secara otomatis membuat pihaknya lebih bersemangat untuk terus mengembangkan pintarUMKM. Salah satu yang sudah disiapkan ke depannya ada edu-UMKM yang bisa diakses secara online.

Dengan perkembangan UMKM di Salatiga yang saat ini jumlah mencapai 22.072 UMKM, pihaknya akan terus merangkul para pelaku UMK agar bisa masuk ke pintarUMKM.

Saat ini sudah ada 1.600-an UMKM yang sudah masuk dalam anggota pintarUMKM. Harapannya lebih banyak lagi pelaku UMKM yang masuk dalam pintarUMKM.

“Untuk menarik para pelaku UMKM itu, kami juga datangkan pelaku UMKM yang telah sukses. Kami juga melakukan pembinaan yang akan membuat pelaku UMKM lebih bisa berkembang lagi,” ungkap Martini.

Dikatakan, masih banyaknya pelaku UMKM yang belum bergabung itu di antaranya karena mengganggap ketika mendaftar NIB langsung terkait dengan pajak.

Meski begitu, pihaknya terus melakukan sosialisasi sampai ke rapat PKK. Tujuannya untuk meluruskan informasi dan manfaatnya ikut pintarUMKM.

Martini bertekad setidaknya dalam setahun jumlah pelaku UMKM yang terdaftar di pintarUMKM bisa di atas 1.000-an.

Ke depannya dengan menggencarkan media informasi, kata Martini, pihaknya akan terus menggaet pelaku UMKM untuk bergabung ke pintarUMKM. Terutama akan dieksplorasi kisah-kisah pelaku UMKM yang sudah tergabung.

“Yang sudah mendapatkan manfaat dan pendampingan itu bisa bercerita dan mengajak temannya yang lain untuk ikut dalam pintarUMKM,” terang Martini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya