SOLOPOS.COM - Ilustrasi Stunting (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SEMARANG — Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Nana Sudjana, mengakui jika penanganan stunting atau tengkes di Jawa Tengah (Jateng) tergolong lambat. Hal ini mengacu pada persentase penurunan stunting di Jateng yang sangat rendah.

Hal itu disampaikan Nana saat memberi sambutan dalam acara Penyerahan Penghargaan Kabupaten/Kota Peduli Hak Asasi Maanusia (KKP) kepada Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Kamis (28/12/2023) sore. Nana mencontohkan jika pada tahun 2021 persentase stunting di Jateng berkisar di angka 20,9 persen, maka pada tahun 2023 menjadi 20,8 persen atau hanya turun sekitar 0,1 persen dalam kurun dua tahun terakhir.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

“Tahun 2023 kita hanya turun 0,1 persen [persentase stunting], jadi 20,8 persen. Tadinya, kami berharap tahun 2023 ada suatu penurunan yang tajam, tapi memang sampai saat ini stunting belum turun. Bahkan, informasi yang saya dapat kita termasuk yang mengalami peningkatan [angka stunting] dri 20,8% menjadi 21%,” ujar Nana.

Oleh karenanya, Nana pun berharap para kepala daerah di Jateng bekerja lebih serius dalam penanganan stunting. Apalagi, ia menilai ada beberapa daerah yang justru mengalami peningkatan jumlah stunting.

“Tadi Pak Wapres [Wakil Presiden, Ma’ruf Amin] meninjau dan langsung didampingi Bu Wali Kota Semarang [Hevearita Gunaryanti Rahayu]. Saat ini di Kota Semarang penurunanya sangat tajam dari 10,9 menjadi 1,6. Ini Ini penurunan yang sangat drastis. Artinya, sebenarnya ini yang sangat kita harapkan. Tapi ini malah ada beberapa kabupaten yang tidak perlu saya sebutkan, tapi saya minta coba harus punya ada rasa tanggung jawab terhadap masalah stunting ini,” pintanya.

Lebih jauh, Nana meminta para kepala daerah lebih memiliki tanggung jawab. Mereka diminta tak ragu untuk bekerja sama dengan TNI, Polisi, atau instansi lain dalam upaya menurunkan stunting di wilayahnya.

“Memang perlu ada kolaborasi yang optimal. Maka, sering saya sampaikan juga tidak bisa dalam hal [menangani] stunting hanya Pemda saja. Coba ajak misalnya dari Dandim, kemudian Kapolres, atau maksimalkan BKKBN yang ada di daerah-daerah,” sambungnya.

Sementara saat ditanya mengenai bocoran angka stunting naik itu, Nana mengeklaim hal itu masih kemungkinan, sebab hingga kini dirinya masih menunggu data final dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya