SOLOPOS.COM - Siti Atikoh Supriyanti, istri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Facebook.com)

PKK Jateng mengerahkan seluruh kadernya untuk membantu pelaksanaan imunisasi Measles Rubella (MR) kepada masyarakat.

Semarangpos.com, SEMARANG — Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Jawa Tengah meneguhkan komitmen membantu pelaksanaan imunisasi Measles Rubella (MR) kepada masyarakat. Seluruh kader PKK di Jateng yang juga merupakan petugas posyandu dikerahkan untuk mewujudkan komitmen tersebut.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

“Para kader PKK tidak berhenti menyosialisasikan pentingnya imunisasi MR, mulai dari bagaimana imunisasi dilakukan, kegunaan, kemungkinan reaksi yang ditimbulkan setelah masuknya vaksin, hingga apa yang dilakukan saat terjadi reaksi,” papar Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowo di Kota Semarang, Jumat (15/9/2017).

Para kader PKK Provinsi Jateng juga dibekali dengan standar operasional prosedur (SOP) imunisasi, baik saat imunisasi, menghadapi reaksi negatif vaksin, hingga mengatasi antrean agar tidak terjadi penumpukan. Ia mengakui pelaksanaan imunisasi di tingkat posyandu untuk anak usia sembilan bulan sampai lima tahun merupakan titik kritis.

“Mereka datang ke posyandu atas kesadaran sendiri, berbeda dengan anak-anak yang diimunisasi di sekolah karena biasanya mereka lebih mudah diedukasi gurunya,” ujarnya.

Atikoh menilai imunisasi merupakan investasi bidang kesehatan dalam menghadapi bonus demografi. Melalui imunisasi yang diberikan sejak dalam kandungan hingga usia sekolah, kata dia, anak-anak diharapkan menjadi generasi muda yang sehat, sumber daya manusia yang luar biasa.

“Dengan demikian akan muncul pemimpin-pemimpin masa depan yang bisa menjadikan Indonesia lebih baik lagi,” katanya.

Anggota Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI) dr Wistiani mengingatkan agar masyarakat tidak terlalu khawatir dengan dampak yang ditimbulkan dari imunisasi MR sebab petugas telah mengantisipasi kemungkinan terjadinya reaksi dari imunisasi. Selain itu, untuk meminimalisasi KIPI, sasaran yang diimunisasi pun diharapkan benar-benar anak yang sehat.

“Kami telah menerima beberapa laporan mengenai reaksi imunisasi MR dan laporan terbanyak adalah anak gatal-gatal, pingsan karena ketakutan, dan demam. Sementara untuk kasus yang diduga KIPI berat, itu bukan karena imunisasi tapi akibat penyakit lainnya,” ujarnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya