SOLOPOS.COM - Seorang nelayan, Sukirman, menunjukkan cara kerja sistem hidrolik pada mesin kapal bermotor listrik berbasis baterai di Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jumat (11/8/2023). (Solopos.com-Antara/Sumarwoto)

Solopos.com, CILACAP — Sejumlah nelayan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menyambut baik kehadiran kapal bermotor listrik berbasis baterai yang diinisiasi PLN Group untuk menggantikan kapal berbahan bakar fosil yang selama ini digunakan nelayan.

Kapal bermotor listrik berbasis baterai itu diluncurkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pandanarang, Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jumat (11/8/2023). Seorang nelayan, Sukirman, mengaku mendapat kesempatan untuk uji coba penggunaan mesin kapal bermotor listrik berbasis baterai itu.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

“Bagi nelayan, ini jauh lebih irit dibandingkan menggunakan mesin yang biasa itu sekali perjalanan bisa Rp300.000 sampai Rp350.000 untuk beli bensi,” kata setelah mencoba menggunakan kapal bermotor listrik berbasis baterai itu selama lima hari.

Akan tetapi dengan mesin bermotor listrik tersebut, kata dia, nelayan cukup mengeluarkan biaya untuk mengisi baterai utama dan cadangan sebesar Rp50.000. Dengan demikian, lanjut dia, penggunaan mesin kapal bermotor listrik berbasis baterai itu dapat mengurangi biaya operasional yang berdampak terhadap pendapatan nelayan.

“Untuk penggunaan baterai yang diisi penuh sampai 100%, setelah digunakan selama 1 jam hanya menghabiskan daya sebesar 67 persen,” ujarnya.

Ia mengakui aktivitas di laut dilakukan sejak pagi hingga menjelang sore. Namun, selama menangkap ikan, kondisi mesin dalam keadaan mati. Dalam hal ini, kata dia, baterai hanya digunakan untuk menyalakan mesin saat berangkat melaut dan pulang ke daratan.

“Jadi memang irit banget. Untuk penggunaannya termasuk saat menerjang ombak tidak ada perbedaannya ketika menggunakan mesin tempel berbahan bakar fosil,” katanya.

Kendati demikian, dia mengaku ada sedikit kesulitan pada sistem hidrolik yang digunakan untuk mengangkat dan menurunkan mesin di air karena pantai merupakan wilayah berpasir. Oleh karena sistem hidroliknya lambat, kata dia, sering kali baling-baling mesin mengenai pasir ketika mesinnya diangkat untuk mendarat di pantai.

“Kalau mesin tempel yang biasa digunakan itu dilakukan secara manual, sehingga lebih mudah untuk diangkat. Jadi kesulitannya di situ,” jelasnya.

Waswas Baterai Habis

Nelayan asal Cilacap lainnya, Andung merasakan nyaman menggunakan mesin kapal bermotor listrik berbasis baterai tersebut. Meskipun, diakunya daya dorong sedikit di bawah mesin tempel berbahan bakar fosil 2 tak yang selama ini digunakan.

Kendati demikian, dia mengaku belum mencoba menggunakan kapal bermotor listrik tersebut hingga ke tengah laut karena selain waswas baterainya habis, kegiatan uji coba hanya dilakukan di sekitaran perairan Pantai Teluk Penyu, Cilacap.

“Baterainya satu hari habis satu unit, waswas kehabisan baterai kalau terlalu jauh ke tengah laut meskipun ada baterai cadangan yang dibuat paralel,” jelasnya.

Peluncuran Kapal Bermotor Listrik Berbasis Baterai yang diinisiasi PLN Group itu dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di TPI Pandanarang, Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jumat. Ganjar juga berkesempatan berdialog dengan perwakilan nelayan, Budi, yang telah 20 tahun menjadi nelayan dengan menggunakan kapal bermesin tempel 2 tak berbahan bakar minyak jenis Pertalite.

“Sehari saya butuh BBM sebanyak 20 liter yang harganya Rp10.000 per liter, ditambah dengan oli untuk campuran bahan bakar karena mesinnya 2 tak. Jadi rata-rata kebutuhan untuk BBM dan oli per hari Rp230.000,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya