SOLOPOS.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Salatiga saat membersihkan pohon tumbang. (Istimewa/BPBD Kota Salatiga)

Solopos.com, SALATIGA–Tidak seperti daerah yang lain, Kota Salatiga menjadi tempat yang cukup aman dari bencana alam.

Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Salatiga, sepanjang Januari-September 2022 dominasi bencana paling sering terjadi di wilayah dengan empat kecamatan itu adalah pohon tumbang dan tumpahan BBM jenis Solar.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Dari total 48 bencana, 18 di antaranya adalah penanganan pohon tumbang. Selain itu kejadian yang cukup banyak juga adalah penanganan tumpahan solar sebanyak delapan kejadian.

“Salah satunya adalah jangan berteduh di bawah pohon. Karena hujan awal itu kan berpotensi angin besar dan juga petir. Sehingga berlindung atau berhenti di pohon saat hujan sangat tidak disarankan. Walaupun hanya untuk memakai jas hujan,” ujar Kepala BPBD Kota Salatiga Roy Anjar kepada Solopos.com, Rabu (7/12/2022).

Kejadian pohon tumbang di Salatiga sering terjadi, imbuh Roy, karena situasi hidrometeorologi yang terjadi tahun ini. Sehingga pihaknya mengimbau agar warga selalu waspada dan hati-hati.

Baca Juga: Salatiga Digoyang Gempa, BPBD: Ada 2 Sesar Aktif

Sementara tumpahan solar, kata Anjar, juga cukup berbahaya. Apabila tumpahan itu berada di jalan tikungan atau tanjakan.

“Kalau tumpahnya di tikungan jalan raya pastinya sangat berbahaya bagi pengendara roda dua, bisa terpeleset dan jatuh,” ungkap Anjar.

Hal itu seperti yang terjadi di jembatan Blondo Salatiga. Di jembatan yang menikung itu sering terjadi adanya tumpahan solar. Dalam satu pekan sampai tiga kali tumpahan.

Menurut Anjar, tumpahan solar jika sedikit tidak berbahaya untuk lingkungan. Karena bukan bahan beracun dan berbahaya (B3). Namun, jika banyak dan maresap ke tanah akan menjadi bahaya.

“Solar ini jika sudah masuk ke tanah, sudah menjadi B3 yang dapat mencemari tanah,” ungkap dia.

Baca Juga: Air Sumur Warga Salatiga Sempat Panas, Diduga Aliran Lahar Gunung Merbabu

Sedangkan jika solar tersebut disemprot langsung dan menuju ke sungai, sungai tersebut jadi tercemar.

“Jika sungai tersebut tercemar, yang merasakan bukan kita yang ada di Salatiga, namun teman-teman yang ada di aliran sungai luar Salatiga seperti Grobogan,” kata dia.

Anjar mengaku tumpahan solar tersebut memang sedikit, namun merupakan salah satu penyumbang kerusakan ekosistem.

“Sungai itu juga harus dinetralkan dengan yang paling gampang menggunakan eco-enzyme,” kata dia.

Dia mengimbau kepada para pengendara untuk selalu mengecek kendaraan yang akan digunakan khususnya tutup tangki, karena jika bahan bakar minyak (BBM) atau solar tumpah dapat berimbas kepada yang lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya