SOLOPOS.COM - Bendahara DPD PDIP, Agustina Wilujeng, saat menghadiri acara Halal Bihalal Partai Politik se-Jawa Tengah di Hotel Padma Semarang, Rabu (1/5/2024) malam. (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akhirnya buka suara mengenai polemik sistem KomandanTe yang ramai dikeluhkan puluhan calon legeslatif (caleg) di Jawa Tengah (Jateng).

Partai berlambang banteng moncong putih itu mengaku akan menghormati para caleg yang melakukan protes lewat jalur resmi.

Promosi BRI Pastikan Video Uang Hilang Efek Pemilu untuk Bansos adalah Hoaks

Bendahara DPD PDIP, Agustina Wilujeng, mengatakan seluruh kader partai seharusnya sudah paham tentang sistem KomandanTe itu. Sebab, sistem tersebut sudah mulai di tingkat ketua cabang untuk sosialisasi pada 2021 lalu.

“Kemudian 2022, kami roadshow terkait KomandanTe untuk proses sosialisasi, pertengahan 2023 [sosialisasi] setiap KomandanTe per Dapil [daerah pemilihan]. Harusnya tiap orang pahami sistem itu [KomandanTe],” kata Agustina seusai acara Halal Bihalal Partai Politik se-Jawa Tengah di Hotel Padma Semarang, Rabu (1/5/2024) malam.

Kendati demikian, PDIP menghormati langkah kadernya yang saat ini tengah berjuang menggugat sistem KomandanTe Stelsel yang sudah disepakati digunakan berdasarkan Peraturan Partai (PP) nomor 01 tahun 2023. Ia pun menyarankan, mekanisme tata cara gugatan terhadap keputusan partai ada di PP 03.

“[Masih ada yang protes?] Menurut saya namanya juga usaha, menawa barangkali [siapa tahu bisa]. Jadi silahkan pakai [PP 03]. Dan memang sistem ini [KomandanTe] ada berbagai macam kritikan, ya ayo kita perbaiki untuk proses ke depan, atau harusnya sebelum SK keluar, karena saat ini sudah sosialisasi dan dilakukan. Tetapi mari kita hargai mereka [caleg menggugat] yang berjuang, karena haknya. Maka silakan mekanismenya dilakukan,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah kader PDI Perjuangan atau PDIP yang tergabung dalam Banteng Suca Ludiro mengirim karangan bunga ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah (Jateng), Senin (29/4/2024).

Karangan bunga itu dikirim sebagai bentuk kekecewaan karena terganjal aturan sistem KomandanTe yang membuat para caleg gagal dilantik di DPRD.

Ketua organisasi Banteng Soca Ludiro, Wawan Mulung, membenarkan bila karangan bunga ini sebagai bentuk protes dari puluhan caleg PDIP di Jawa Tengah. Sebab, pemberlakuan sistem KomandanTe membuat para caleg gagal dilantik di 20 kabupaten/kota.

“Karena kalah di wilayah tempur, tapi menang by name (KPU). Bahkan ini ada kasus unik yang terjadi di Purwodadi, kami baru tahu, namanya caleg lolos secara KomandanTe, lolos juga secara presentase, tapi suaranya digeser. Ini yang jadi polemik. Pokoknya banyak masalah lah [sistem KomandanTe,” kata Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya