Jateng
Rabu, 20 September 2023 - 02:06 WIB

Polisi Selidik Kasus Penganiayaan Santri oleh Senior di Pekalongan

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penganiayaan. (freepik.com)

Solopos.com, PEKALONGAN – Seorang santri di sebuah pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), diduga mengalami penganiayaan oleh para seniornya. Santri berinisial RQ, yang masih berusia 13 tahun itu dianiaya hingga mengalami luka-luka di sekujur tubuh dan kemaluan.

Kasat Reskrim Polres Pekalongan, AKP Isnovim, membenarkan adanya laporan santri yang dianiaya oleh para seniornya itu. Kasus ini saat ini masih dalam penyelidikan oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Pekalongan.

Advertisement

“Peristiwa itu terjadi pada 9 September. Saat ini kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap ibu korban [pelapor],” ujar AKP Isnovim, Selasa (19/9/2023).

Kasat Reskrim Polres Pekalongan juga menyatakan masih melakukan pemeriksaan terhadap korban. Ia pun masih belum bisa memasikan berapa orang yang melakukan tindak penganiayaan kepada santri ponpes di Pekalongan itu.

Advertisement

Kasat Reskrim Polres Pekalongan juga menyatakan masih melakukan pemeriksaan terhadap korban. Ia pun masih belum bisa memasikan berapa orang yang melakukan tindak penganiayaan kepada santri ponpes di Pekalongan itu.

“Belum tahu berapa yang mukuli [mengeroyok]. Nanti kita cocokan dalam pemeriksaan,” jelasnya.

AKP Isnovim juga membenarkan korban telah melakukan visum di rumah sakit. Meski demikian, hasil visum tersebut belum diterima pihak kepolisian.

Advertisement

Selain melakukan pemeriksaan pada saksi korban, polisi juga akan melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku. Pemeriksaan kedua belah pihak akan dilakukan secara terpisah.

“Betul nanti ada rencana pemeriksaan terhadap saksi-saksi untuk kemarin sudah kita mintai keterangan orang tuanya, besok korbannya, baru nanti saksi-saksinya dan akan mengarah ke pelaku,” imbuhnya.

Sementara itu, ibu korban, Khusnul, mengaku jika anaknya mengalami penganiayaan dengan cara dipukul, diinjak, dan ditendang oleh para seniornya. Tindakan penganiayaan itu terjadi saat para santri melakukan kegiatan di dalam kamar.

Advertisement

Ia juga menyebut jika pelaku penganiayaan santri di Pekalongan itu jumlahnya mencapai 14 orang. Mayoritas para pelaku merupakan siswa madrasah kelas delapan dan sembilan.

“Waktu itu anak cerita saya belum percaya. Setelah sampai rumah langsung buka baju, keadaanya sudah lebam semua, sudah bengkak dari wajah sampai kemaluan,” kata Khusnul.

Ia juga menyampaikan jika kondisi anaknya saat ini masih sakit. Berdasarkan keterangan teman-teman korban, RQ dianiaya hingga tidak bisa bangun.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif