Jateng
Minggu, 7 Mei 2023 - 15:09 WIB

Polisi Selidiki Aksi Pria Ekshibisionis di Ambarawa Semarang

Hawin Alaina  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (pembrokeontario.com)

Solopos.com, SEMARANG — Polsek Ambarawa, Kabupaten Semarang menyelidiki kasus pria ekshibisionis di Jalan Kupang Lor RT 005/RW 003, tepatnya di dekat makam tua Kupang Lor. Aksi ekshibisionisme itu dinilai telah meresahkan warga, termasuk juga siswa di SMAN 1 Ambarawa.

Sebagaimana diketahui, sejumlah pelajar SMA Negeri 1 Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) mengaku resah dengan ulah pria ekshibisionis yang kerap mempertunjukkan kemaluannya di depan umum.

Advertisement

Aksi ekshibisionisme itu dilakukan seorang pria di Jalan Kupang Lor RT 005/RW 003, Ambarawa, Kabupaten Semarang, tepatnya di dekat makam tua Kupang Lor. Bukan sekali dua kali, aksi mempertontonkan organ vital itu kerap dilakukan pria tersebut terutama saat ada siswa SMAN 1 Ambarawa yang pulang sekolah melalui jalan itu.

Kapolsek Ambarawa, AKP Abdul Mufid, mengaku saat ini pihaknya sedang melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.

“Sedang dalam penyelidikan,” terang Kapolsek.

Advertisement

Salah seorang siswa SMA Negeri 1 Ambarawa yang enggan disebutkan namanya bercerita bahwa temannya pernah menjadi korban pelecehan tersebut saat lewat jalan di dekat Makam Tua Kupang Lor, Ambarawa.

“Awalnya , waktu saya kelas X semester awal, teman saya jadi korbannya. Dia cerita kalau pulang sekolah ada laki-laki melakukan masturbasi di area jalan pulang sekolah [Kupang lor],” katanya kepada Solopos.com, Minggu (7/5/2023).

Aksi ekshibisionisme kembali terjadi dan langsung dialami oleh korban, Kamis (4/5/2023) lalu. Kejadian itu membuat korban bersama tiga temannya langsung kaget.

Advertisement

“Kami bertiga langsung terdiam,” katanya.

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Ambarawa, Budi Hartati menambahkan aksi ekshibisionis itu memang dialami oleh beberapa siswanya. Melihat hal itu, pihak sekolah berencana melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Polsek.

“Anak-anak itu pada pulang. Depannya itu rombongan laki-laki, kemudian belakangnya rombongan anak-anak perempuan ada kelas XI ada kelas X. Pada saat yang rombongan laki-laki orang ini [pelaku] tidak melakukan apapun. Kemudian saat rombongan perempuan lewat mulai melakukan aksinya,” terang Kepala Sekolah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif