Jateng
Senin, 12 Agustus 2019 - 12:50 WIB

Popularitas Batik Mliwis Khas Temanggung Ditenggelamkan Batik Kontemporer

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, TEMANGGUNG — Popularitas batik motif mliwis yang merupakan motif klasik batik Kabupaten Temanggung tenggelam oleh gencarnya kampanye produk batik bermotif kontemporer yang diklaim sebagai motif batik khas Temanggung, seperti motif tembakau, kopi dan sebagainya.  Alhasil, popularitas batik motif mliwis hanya bertahan di kalangan tertentu.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Temanggung Denty Eka Widi Pratiwi di Temanggung, Jateng, Sabtu (10/8/2019), mengatakan batik khas Temanggung identik dengan tembakau dan kopi. Padahal, ada motif mliwis yang sejatinya merupakan motif khas batik klasik Temanggung.

Advertisement

Ia menyampaikan hal tersebut dalam sarasehan budaya motif batik klasik khas Temanggung karya Sri Rahayu Widati Adi. Denty yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Tengah itu lalu  menuturkan bahwa mliwis sejatinya betul-betul menjadi ikon dari Kabupaten Temanggung.

Ia pun mengajak semua pihak bekerja sama memopulerkan kembali motif klasik batik Temanggung itu. “Beragam rupa model dan budaya dan di mana batik ini sudah familier di mana pun tempat sehingga menurut saya ini tantangan terbesar untuk kita bagaimana menampilkan dan memunculkan batik yang mempunyai karakteristik khusus di Kabupaten Temanggung,” katanya sebagaimana dipublikasikan Kantor Berita Antara, Minggu (11/8/2019).

Ia menuturkan semua komponen masyarakat Temanggung harus bersama-sama, sekiranya ada event-event yang memungkinkan untuk memasukkan motif mliwis ini agar terangkat. “Bagaimana mengangkat motif dan historis filosofi dari mliwis itu sendiri sehingga begitu menyebutkan mliwis itu Temanggung,” katanya.

Advertisement

Ia mengatakan hal ini tantangan yang wajib digarap dan bagaimana ini menjadi ikon yang betul-betul bisa diangkat. Sesuatu yang populer tetapi perlu dijunjung lagi dan membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak.

Di era milenial ini, katanya, batik sudah familier di masyarakat, batik sangat fleksibel dipakai di mana saja, siapa pun dia dan dalam suasana apa saja.

Sri Rahayu Widati Adi mengatakan mliwis merupakan burung dalam legenda Angling Darmo yang selalu terdapat dalam corak batik klasik tradisional Temanggung. “Ada 20 corak batik klasik Temanggung dengan ceplok mliwis. Mliwis itu hanya sebagai ciri khas dengan corak batik ada kepang turangga beksa, Rejeng Ni Thowok, dan gelaran paes argo.

Advertisement

Ia menyampaikan batik mliwis itu hasil menggali potensi yang ada di Temanggung, jadi motif mliwis merupakan kearifan lokal yang coraknya sudah dibuat tahun 1966. “Namun, betul-betul saya tekuni sejak tahun 2010, karena pada 2009/2010 batik mulai menggeliat, tapi rancangan itu sudah ada tahun 1966,” katanya. 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif