SOLOPOS.COM - Ilustrasi siswa SD. (Freepik.com)

Solopos.com, SEMARANG — Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023 untuk jenjang sekolah dasar atau SD negeri di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), sudah berakhir sejak Jumat (23/6/2023). Kendati demikian, banyak SD negeri di Semarang yang masih kekurangan siswa.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, ada sekitar 28 SD negeri di Kota Semarang yang masih kekurangan siswa baru. Jumlah siswa yang diterima di beberapa sekolah itu tidak memenuhi kuota yang diterapkan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menanggapi hal ini, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menilai hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar. Sistem zonasi yang diterapkan pada PPDB 2023 jenjang SD negeri di Kota Semarang membuat calon peserta didik yang rumahnya berdekatan dengan sekolah, namun tidak masuk zonasi, membuat sekolah menjadi kekurangan murid baru.

“Ada siswa yang tinggalnya di dekat sekolah malah justru tidak masuk zonasi. Tapi, nanti kami coba adjusment. Nanti saya diskusikan dengan Pak Bambang [Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang] dan Pemerintah Kota Semarang. Nanti kami aakan koordinasikan karena sekarang zona itu kan agak aneh. Kadang ada yang rumahnya dekat, tapi tidak masuk di zona,” jelas perempuan yang karib disapa Ita kepada wartawan, Senin (26/6/2023).

Selain sistem Zonasi, Ita menilai banyak SD negeri yang kekurangan murid karena orang tua yang memilih menyekolahkan anaknya ke SD swasta. “Iya ada sekolah swasta, makanya nanti akan kami inventarisasi. Kemudian, kami akan segera rapatkan. Jangan sampai SD itu kekurangan murid,” ujarnya.

Ita juga membuka rencana penggabungan 2 sekolah dasar (SD) atau merger antar sekolah. Namun, opsi ini masih dalam kajian. Wali kota perempuan pertama di Semarang ini juga mengaku kerap mendapat komplain dari masyarakat tentang sistem zonasi pada PPDB.

“Iya kalau kita kan itu pasti perlu kajian tapi kalau menghadapi percepatan ini kita mungkin bisa apa ya istilahnya bukakan wacana juga ke masyarakat. Dan mungkin kalau sebenarnya zonanya itu dekat dan itu sebenarnya ada orang tua yang komplain ke saya ya karena rumahnya dekat [sekolah] tapi tidak masuk zona. Ini saya coba rapatkaan dengan tim Pemkot, termasuk Inspektorat supaya nanti bisa mendapatkan solusi terbaik,” ujar Ita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya