Solopos.com, SALATIGA — Sebastianus Damar Pradipta dikenal sebagai seorang seniman marionette asal Kota Salatiga, Jawa Tengah. Ia menceritakan kisahnya membuat boneka tali dan memainkannya hingga tampil sebagai street performer di berbagai lokasi.
Jenis penampilan dari sejumlah karakter bonekanya bermacam-macam. Di antaranya pantomim puppet, cerita pendek yang difilmkan, hingga performa musik di miniatur panggung ala konser atau stage act.
Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024
Boneka marionette itu memiliki controller atau alat kontrol dan belasan alur benang yang berbeda-beda pada tiap karakter bonekanya. Hal itu untuk menggerakkan dengan jari-jarinya sehingga seakan boneka seperti hidup.
Belakangan ini, Pradipta tengah berfokus pada lima karakter bonekanya sebagai musisi dan satu sebagai pantomim. Pada penampilan ala konser, pria kelahiran 1995 tersebut memiliki karakter empat gitaris dengan konsep sendiri dan aliran yang berbeda serta satu pemain cello.
Tak ketinggalan juga, bermacam-macam lagu dia gunakan sebagai latar musik atau playback. Pradipta juga memiliki latar tempat dengan set miniatur panggung konser yang dia bawa ke manapun dia tampil.
Keempat gitaris itu, yakni Johnny yang bermain rock‘n roll, Jimmy beraliran blues, Jo yang dimainkan dengan lagu-lagu metal, Gimbal dengan genre reggae. Selain itu, satu karakter yang dia namai Celloman kerap dia mainkan bermain solo cello.
Pradipta mengaku tantangan paling sulit ketika membuat karakter Jimmy lantaran memerlukan eksperimen agar tangan-tangan Jimmy bisa melakukan slide shredding atau melodi gitarnya dengan lancar sesuai lagu yang diputar.
“Jimmy yang paling saya kulik habis-habisan dan memerlukan waktu empat bulan. Dari bongkar pasang bagian tali dan kontrol serta berlatih hingga menciptakan slide pada neck gitarnya dan strumming-nya,” ujar Pradipta ketika ditemui Solopos.com di rumahnya di Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jumat (14/7/2023).
Lagu-lagu yang kerap dia mainkan dengan bonekanya seperti lagu-lagu Bob Marley, lagu-lagu dari grup musik System of A Down dan lagu lainnya yang sesuai dengan selera pribadi.
Pria berambut gondrong itu mengaku merintis kariernya pada 2019. Saat itu, dia merasa jenuh dengan bidang keahliannya selama ini yang biasa membuat seni patung hingga merambah dunia marionette.
Pradipta membuat boneka itu menggunakan bahan-bahan bekas. Mulai dari sangkar burung hingga menggunakan clay. Kini, total boneka yang ia punya sebanyak 13 karakter.
Keahliannya tersebut akhirnya membawa Pradipta mengikuti seleksi pada sebuah program acara pencarian bakat di televisi. Dari ratusan pendaftar, dia akhirnya lolos dan bisa mempertunjukkan keahliannya pada sejumlah juri seperti Reza Arap, Denny Sumargo, dan Rossa.
Pradipta sendiri juga rutin tampil di tempat wisata Dusun Semilir, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang tiap akhir pekan (Sabtu dan Minggu). Penampilannya bisa dinikmati di wisatawan menuju Plataran.
Ke depannya, dia berharap bisa mengembangkan karya-karyanya hingga tingkat nasional serta bisa memainkan berbagai konsep dengan boneka-bonekanya.
Beberapa di antara rencana ke depannya, Pradipta ingin membuat film yang ramah anak, dengan cerita-cerita petualangan boneka. Selain itu, dia juga ingin memiliki rumah produksi pertunjukan miliknya sendiri.
“Saya bercita-cita mempunyai teater pertunjukan boneka sendiri,” harap dia.
Pradipta mengaku masih mengalami keterbatasan biaya. Guna menambah penghasilan selain dari bermain marionette, dia juga membuat sejumlah cangkir sesuai pesanan pemesan dan beberapa di antaranya dikirim ke sebuah kafe di Kota Salatiga.
“Nanti kalau saya membuat cerita anak tentang petualangan boneka-boneka saya, misalnya berpetualang di hutan dan terkenal, saya harap ada brand-brand yang melirik untuk beriklan sehingga bisa membantu saya berkembang dan meraih cita-cita saya,” tandas dia.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
