SOLOPOS.COM - Bisnis/Rachman POTENSI KERAJINAN JABAR Pengunjung melihat-lihat produk kerajinan asal Jawa Barat yang dipamerkan di gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat (Jawa Barat Craft Center) di Bandung, Jawa Barat, Kamis (19/12). Pemerintah Provinsi Jabar terus berusaha mendorong kinerja produk kerajinan asal Jabar sehingga dapat menjadi produk unggulan baik di pasar lokal maupun global, salah satunya dengan menggandeng beberapa desainer untuk mengembangkan kerajinan agar menghasilkan produk lebih variatif, inovatif dan tetap berkualitas.

Ilustrasi. (JIBI/Bisnis/Rachman)

Produk asli Indonesia semakin diterima di pasar internasional. Bank Indonesia mengimbau perajin lokal untuk tidak minder menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Bank Indonesia berpendapat negara lain sulit meniru produk asal Indonesia terutama untuk produk unggulan yang salah satunya batik.

“Banyak barang asli Indonesia yang tidak bisa ditiru oleh negara lain karena memang untuk membuatnya membutuhkan keahlian yang cukup tinggi,” kata Kepala BI Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY Iskandar Simorangkir seperti dikutip Antara, Jumat (26/12/2014).

Oleh karena itu, perajin asal Indonesia tidak perlu berkecil hati saat menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai berlangsung akhir 2015.

Pihaknya berharap, masyarakat terutama pengusaha tidak mudah terpengaruh oleh anggapan sejumlah pihak yang menilai Indonesia belum siap menghadapi MEA.

“Mau tidak mau pengrajin Indonesia harus siap kalau tidak siap justru kita bisa menjadi sasaran pasar bagi bangsa lain mengingat Indonesia merupakan negara padat penduduk sehingga potensi pasarnya sangat besar,” katanya.

Apalagi, katanya, Indonesia diuntungkan dengan adanya produk lokal yang diminati oleh pasar asing.

Menurut dia, hal yang perlu dijaga adalah daya saing melalui kualitas dan harga produk.

“Selama produk kita bersifat komparatif dengan produk lain ditambah memiliki nilai yang lebih rendah maka kita siap menghadapi persaingan dengan produk-produk dari negara lain,” katanya.

Bahkan, pihaknya menilai persaingan membuat kerja sumber daya manusia menjadi lebih efisien karena harus selalu memastikan kualitas. Kualitas SDM menjadi lebih baik dan kreatif jika menghadapi persaingan.

“Pada dasarnya jika kita siap menghadapi MEA maka pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan semakin baik, dengan demikian masyarakat juga akan semakin sejahtera,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya