SOLOPOS.COM - Pameran Crafina di JCC Jakarta, Rabu (26/11/2014). (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Pengunjung mengamati sejumlah produk kerajinan dalam pameran Crafina di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (26/11/2014). Pameran tersebut menampikan berbagai macam produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dari berbagai daerah di Indonesia. Pemeran tersebut dijadwalkan berlangsung hingga Minggu (30/11/2014). (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Pameran Crafina di JCC Jakarta, Rabu (26/11/2014). (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Produk lokal diharapkan tetap bertahan dan semakin meningkat di pasar. Menteri Perdagangan Rahmat Gobel menyebutkan pasar tradisional bisa menjadi tempat untuk produk lokal sehingga tetap bertahan

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

 

Kanalsemarang.com, SEMARANG—Menteri Perdagangan Rahmat Gobel menyatakan pasar tradisional bisa menjadi pertahanan produk-produk lokal seiring kian ketatnya persaingan dengan produk-produk asing.

“Pasar tradisional bisa menjadi tempat promosi produk-produk lokal, seperti batik, jamu, dan lain sebagainya,” katanya, seusai meresmikan Pasar Bulu Semarang, Selasa (30/12/2014).

Ia berharap pasar-pasar tradisional jangan menjual produk yang tidak menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan produk-produk yang tidak memakai label.

Menurut dia, pasar tradisional harus dikhususkan untuk pemasaran dan promosi produk-produk lokal untuk mengangkat citra produk dalam negeri, bahkan hingga ke kancah nasional.

“Untuk Pasar Bulu, dengan lokasi yang strategis, diharapkan bisa menjadi kebanggaan yang dikembangkan ke arah positif, seperti pengembangan sebagai sentra produk lokal dan hasil bumi,” katanya.

Rahmat juga menegaskan komitmen pemerintah untuk mempertahankan dan mengembangkan pasar tradisional, yakni melalui pembangunan 5.000 pasar yang tersebar di seluruh wilayah.

“Pemerintah akan membangun 5.000 pasar. Ini (Pasar Bulu), salah satu juga yang sudah dibangun atau direnovasi,” tukasnya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menjelaskan konsep pengembangan Pasar Bulu memang diarahkan sebagai pasar tradisional-modern, salah satunya ditingkatkan daya tampungnya.

“Selama ini, daya tampung Pasar Bulu tidak memadai sehingga banyak pedagang yang meluber ke jalan-jalan dan lorong pasar,” katanya.

Makanya, kata dia, disiapkan pengembangan Pasar Bulu yang dikerjakan dalam tiga tahap sejak 2012 dengan total dana sekitar Rp67,8 miliar dan sekarang ini semuanya telah dirampungkan.

Ke depannya, Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi mengharapkan Pasar Bulu bisa menjadi salah satu ikon wisata belanja yang menarik wisatawan, mengingat letaknya yang strategis di pusat kota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya