SOLOPOS.COM - Ilustrasi bibit kepala (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Ilustrasi bibit kepala (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Kanalsemarang.com, BANYUMAS- Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengembangkan tanaman kelapa genjah entok untuk meningkatkan produksi gula kelapa dan mengurangi risiko kecelakaan bagi penderes nira.

Promosi BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Tingkatkan Layanan Finansial bagi PMI di Korsel

“Pengembangan kelapa genjah di Kabupaten Banyumas telah dimulai pada 2013 sebanyak 16.500 batang untuk 23 kelompok tani, 2014 sebanyak 85.000 batang untuk 85 kelompok tani, 2015 direncanakan sebanyak 100.000 batang, dan sampai 2017 akan mencapai 500.000 batang. Jenis yang dikembangkan adalah genjah entok karena merupakan kelapa unggul lokal sehingga lebih adaptif,” kata Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Banyumas Tjutjun Sunarti Rochidie seperti dikutip Antara, Jumat (28/11/2014).

Tjutjun mengatakan hal itu saat penyerahan bantuan bibit kelapa genjah entok, bibit cengkih, dan sarana pertanian yang dilakukan secara simbolis oleh Bupati Banyumas Achmad Husein kepada perwakilan kelompok tani di Desa Sibalung, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas.

Menurut dia, bantuan bibit kelapa genjah entok tersebut ditujukan untuk peremajaan tanaman kelapa khususnya kelapa deres, meningkatkan produktivitas tanaman kelapa, dan mengurangi risiko kecelakaan bagi penderes.

“Ini karena sifat kelapa genjah entok relatif lebih cepat berproduksi, sekitar tiga hingga lima tahun dan berbatang pendek sehingga mudah dideres dan dapat ditanam dengan jarak tanam yang lebih rapat, 7×7 meter. Dengan demikian, populasi per satuan luas lebih banyak,” katanya.

Kendati sedang digalakkan tanaman kelapa genjah entok, dia mengimbau agar kelapa dalam atau kelapa deres tetap dipertahankan karena selain menghasilkan nira, kayunya dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan.

Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan bahwa angka kematian penderes mencapai 70 orang per tahun sehingga jumlah penderes di Kabupaten Banyumas terus menurun dari 25.000 orang menjadi 17.000 orang.

Bahkan, kata dia, sebagian besar generasi muda tidak mau memanjat pohon kelapa untuk menderes nira.

Oleh karena itu, lanjut dia, pemerintah memberikan bantuan bibit kelapa genjah entok untuk mengurangi risiko kecelakaan yang mengakibatkan kematian penderes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya