Jateng
Jumat, 20 November 2015 - 03:50 WIB

PRODUKSI PERTANIAN : TPID Banyumas Kembali Uji Coba Metode Hazton

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pupuk bersubsidi (JIBI/Solopos/dok)

Produksi pertanian di Banyumas diharapkan semakin meningkat dengan penerapan metode hazton.

Kanalsemarang.com, BANYUMAS-Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kembali melakukan uji coba tanam padi menggunakan metode Hazton dalam rangka meningkatkan produksi padi.

Advertisement

Kegiatan yang dimotori Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto itu, ditandai dengan penanaman padi secara simbolis oleh Bupati Banyumas Achmad Husein dan Kepala BI Purwokerto Ramdan Denny Prakoso beserta sejumlah pejabat lainnya di area persawahan Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja, Banyumas, Kamis (19/11/2015).

Saat ditemui seusai tanam padi, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan bahwa pihaknya siap menyosialisasikan metode Hazton itu jika produksi padi hasil uji coba kedua tersebut memuaskan.

Advertisement

Saat ditemui seusai tanam padi, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan bahwa pihaknya siap menyosialisasikan metode Hazton itu jika produksi padi hasil uji coba kedua tersebut memuaskan.

“Hasil panen kemarin kan bisa mencapai 6-8 ton per hektare. Kalau nanti bisa mencapai 8-10 ton per hektare dan benar, kemudian biaya produksinya tidak semahal metode lainnya, ya akan kami sosialisasikan,” katanya.

Bahkan, katanya, jika terjadi kekurangan bibit, pihaknya bersama-sama TPID akan berupaya mencari solusi untuk menyelesaikannya.

Advertisement

“Kami melihat hasil panen yang pertama, alhamdulillah cukup berhasil. Kami harapkan ini terus bergulir di tanah seluas 10 hektare,” katanya.

Ia mengharapkan hasil panen padi yang ditanam menggunakan metode Hazton bisa dimiliki oleh petani 50 persen, untuk modal tanam berikutnya 30 persen, serta 10 persen untuk penguatan kelembagaan dan 10 persen untuk petugas-petugas lapangan.

“Jadi, dengan pola seperti itu, kami harapkan pengembangan Hazton kemudian produktivitas pertanian juga terus berjalan sampai kapanpun juga karena hasilnya bisa dibuat untuk modal penanaman kembali,” katanya.

Advertisement

Jika uji coba kedua tersebut menunjukkan hasil yang memuaskan, pihaknya berencana mengembangkan metode Hazton di lahan lainnya dalam rangka meningkatan kesejahteraan petani.

Denny mengatakan bahwa hasil panen padi yang menggunakan metode tanam Hazton pada uji coba pertama hanya berkisar 6-8 ton karena musim kemarau dan adanya serangan tikus.

“Kalau tidak ada ancaman hama tikus, kami ingin produktivitas dalam satu hektare bisa mencapai 8-10 ton,” katanya.

Advertisement

Kendati terserang tikus, dia mengakui bahwa produktivitas padi yang ditanam menggunakan metode Hazton lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan metode lain.

Menurut dia, tanam padi menggunakan metode Hazton layak menjadi metode alternatif karena produktivitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan metode lainnya dalam kondisi yang sama, baik musim maupun faktor serangan hama. Metode Hazton diciptakan oleh Kepala Dinas Pertanian Kalimantan Barat Hazairin, terbukti berhasil dikembangkan di sejumlah areal pertanian provinsi itu.

Teknik menanam padi dalam metode Hazton berbeda dengan cara yang biasa digunakan petani. Petani biasanya menggunakan teknik tanam dari bibit yang ada, kemudian dipindahkan dan dibagi-bagi lagi sehingga hanya tiga sampai empat tanaman yang ditanam.

Dalam metode Hazton, bibit yang akan ditanam tidak dibagi-bagi dan langsung ditanam hingga mencapai 20-25 tanaman. Pada metode Hazton, sistem pencabutan bibit dari tempat pembibitan harus hati-hati dengan mengusahakan agar akarnya tidak banyak putus.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif