SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak sekolah. (JIBI/Solopos/Dok.)

Program pendidikan di Jawa Tengah saat ini sedang dilakukan evaluasi lima hari sekolah.

Kanalsemarang.com, SEMARANG- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa evaluasi terhadap uji coba penerapan program lima hari sekolah terus dilakukan oleh jajaran Dinas Pendidikan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

“Hasil evaluasi sementara penerapan program lima hari sekolah adalah ada sekolah yang sudah siap dan ada yang belum. Yang belum siap biar menggunakan yang lama, sedangkan yang sudah siap, dipersilakan jalan terus,” kata Ganjar di Semarang, Senin (28/12/2015).

Ia mengakui beberapa kabupaten/kota di Jateng ada yang belum bisa menerapkan program lima hari sekolah karena menemui berbagai kendala.

“Program lima hari sekolah memang tidak dapat dilaksanakan secara menyeluruh di Jateng,” ujarnya.

Ganjar menampik tudingan bahwa dirinya ingin mematikan seluruh sekolah sore di berbagai tingkatan dengan menjalankan program lima hari sekolah.

“Ketika program lima hari sekolah diujicobakan, seolah-olah saya mau ‘membunuh’ keberadaan sekolah sore, dan menurut saya politisasinya berlebihan,” katanya.

Pemprov Jateng telah melakukan serangkaian uji coba secara bertahap mengenai penerapan program waktu belajar selama lima hari sekolah dalam sepekan di jenjang sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, dan sekolah luar biasa.

Penerapan program waktu belajar selama lima hari sekolah dalam sepekan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pertemuan dengan orang tua masing-masing,” ujarnya.

Sebelumnya, kalangan anggota DPRD Jateng mendesak Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo segera mencabut Surat Edaran Nomor 420/006752/2015 tentang pelaksanaan program lima hari sekolah pada tahun ajaran 2015/2016 karena dinilai tidak efektif.

Menurut Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPRD Jateng Karsono, kebijakan program lima hari sekolah justru merusak tatanan proses belajar mengajar yang selama ini sudah berjalan.

“Dari hasil reses, di daerah justru banyak yang terkesan memaksakan program lima hari sekolah dan mereka bekerja sangat responsif tanpa mempedulikan dampak negatifnya,” katanya.

Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional DPRD Jateng Wahyu Kristianto menambahkan bahwa berbagai fasilitas penunjang program lima hari sekolah saat ini masih minim seperti ketersediaan angkutan umum pada sore hari.

“Tidak semua masyarakat memiliki kemampuan ekonomi yang sama, apalagi banyak siswa yang membantu orang tuanya mencari nafkah keluarga,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya