Jateng
Jumat, 4 September 2015 - 03:50 WIB

PROYEK INFRASTRUKTUR : DPRD Sayangkan Penjualan 25% Saham Jalan Tol Semarang-Solo

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kader PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (JIBI/Solopos/Dok)

Proyek infrastruktur jalan Tol Semarang-Solo 25% sahamnya telah dijual.

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Kalangan anggota DPRD Jawa Tengah menyayangkan langkah Gubernur Ganjar Pranowo menjual 25% saham Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah pada proyek pembangunan jalan tol Semarang-Solo.

Advertisement

Pemprov Jawa Tengah (Jateng) melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT) sebelumnya memiliki 26,09% saham sekarang tinggal 1,09%.
Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Jateng Hadi Santoso mengatakan terkejut mengetahui saham milik Pemprov Jateng pada proyek pembangunan jalan tol Semarang-Solo telah dijual kepada pihak ketiga.

“Manyayangkan langkah Gubernur menjual saham jalan tol tersebut karena belum pernah memberitahukan kepada dewan. Tahu-tahu 25 persen saham sudah dijual,” katanya kepada wartawan di Semarang, Kamis (3/9/2015).

Advertisement

“Manyayangkan langkah Gubernur menjual saham jalan tol tersebut karena belum pernah memberitahukan kepada dewan. Tahu-tahu 25 persen saham sudah dijual,” katanya kepada wartawan di Semarang, Kamis (3/9/2015).

Saham milik Pemprov Jateng tersebut dijual kepada PT Astartel Nusantara dari Jakarta senilai Rp780 miliar.
Hadi lebih lanjut menyatakan langkah menjual saham tersebut tidak tepat karena jalan tol Semarang-Solo sudah mulai beroperasi dan mendapatkan pemasukan yakni untuk seksi I Semarang-Ungaran dan seksi II Ungaran-Bawen.
Sedangkan untuk seksi III Bawen-Salatiga ditargetkan akan beroperasi pada 2016.

”Apalagi Pemprov Jateng nantinya akan membeli kembali lima persen saham tersebut. Ini jelas kebijakan tidak tepat,” tandasnya.

Advertisement

Sementara itu, anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP) Muhammad Ngainurrichald merasa kecewa dengan kebijakan Gubernur menjual 25 % saham jalan tol Semarang-Bawen.

Gubernur, sambung dia mestinya bisa memahami bahwa proyek pembangunan jalan tol merupakan jangka panjang puluhan tahun sehingga keuntungan yang diperoleh tidak jangka pendek.

”Gubernur juga tidak membicarakan terlebih dahulu dengan dewan saat memutuskan menjual 25 saham jalan tol. Padahal pernyataan modal saham jalan tol melalui APBD dibahas dengan dewan,” ungkap dia.

Advertisement

Anggota Komisi D DPRD Jateng Abdul Aziz mengungkapkan penyertaan modal Pemprov Jateng di proyek jalan tol Semarang-Solo dimulai sejak Gubernur Jateng Bibit Waluyo pada 2006.

“Penyertaan modal melalui APBD Jateng secara bertahap setiap tahun nilainya sudah mencapai sekitar Rp600 miliar,” ujar dia.

Terpisah Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan lengkah menjualan saham jalan tol Semarang karena terus terdelusi atau mengalami penurunan setiap tahun.

Advertisement

”Daripada saham Pemprov Jateng setiap tahun terdelusi lebih baik dijual. Tapi kami mempunyai opsi untuk bisa membeli kembali saham tersebut,” kata dia.

Ganjar menegaskan penjualan saham jalan tol tersebut sudah dikomunikasikan dengan DPRD Jateng,”Sudah ada komunikasi dengan Dewan,” tukas dia.

Uang hasil penjualan saham senilai Rp780 miliar menurut Ganjar dimasukan ke SPJT sebagai holding untuk investasi seperti peternakan, logistik dan lainnya yang menguntungkan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif