SOLOPOS.COM - Ketua DPR RI sekaligus Politikus PDIP, Puan Maharani, saat ditemui wartawan di Pendopo Rumah Dinas Bupati, kompleks Setda Kabupaten Wonogiri, Selasa (26/4/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, SEMARANG — Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani, kembali berbicara terkait calon presiden 2024. Ia bahkan menyampaikan sindiran terkait adanya salah satu kandidat yang merupakan seorang pemimpin dengan paras ganteng dan populer di media sosial (medsos) tapi tak bisa kerja.

Menanggapi sindiran Puan itu, Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu, Bambang Wuryanto, pun sepakat. Ia menilai dalam memilih seorang pemimpin Indonesia, atau capres tidak bisa sembarangan hanya didasari paras dan kepopuleran di medsos.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

“Kalau subjektif saya, memilih pemimpin, apalagi sekelas [Presiden] Republik Indonesia dengan penduduk hampir 300 juta, bersuku-suku tinggal di untaian pulau yang bebeda. Dengan lebih dari 17 ribu pulau dengan budaya yang berbeda, ya tidak sembarangan kelasnya,” ujar pria yang karib disapa Bambang Pacul itu dalam keterangan resminya kepada Solopos.com, Kamis (28/4/2022).

Ketua Komisi III DPR itu menambahkan, memilih pemimpin untuk Indonesia harus dicek benar track record atau rekam jejaknya. Pasalnya, dari rekam jejak tersebut akan muncul 3K atau karakter, kompetensi, dan kapasitas.

“Kapasitas ibarat cc mobil. Kita butuh mobil dengan cc besar, semacam jip, 3.500 cc lebih lah. Jangan di jalanan berlumpur langsung macet,” ujar Ketua DPD PDIP Jateng itu.

Baca juga: Puan Maharani ke Kader PDIP Wonogiri: Jangan Terpengaruh Survei!

Sebelumnya, Ketua DPR, Puan Maharani, meminta kader PDIP untuk tidak memilih pemimpin berdasarkan kepopuleran di medsos, tapi tak bisa kerja. Hal itu disampaikan Puan saat menjalankan kunjungan ke Kantor DPC PDIP Wonogiri, Selasa (26/4/2022).

“Kenapa saya ngomong ini? Kadang-kadang sekarang kita ini suka yo wes lah dia saja asal ganteng, dia saja yang dipilih asal bukan perempuan, yo wes dia saja walau enggak iso opo-opo, tapi yang penting dia itu kalau di sosmed, di TV itu nyenengin. Tapi, kemudian enggak bisa kerja, enggak dekat dengan rakyat,” kata Puan.

Puan mengingatkan agar kadernya, khususnya di Wonogiri, memilih pemimpin yang mau membantu rakyat hingga memperjuangkan kebutuhan masyarakat. Dia meminta agar jangan asal memilih pemimpin yang hanya suka cari panggung. Dia menambahkan, kader seharusnya memilih pemimpin yang selalu bersama dan bergotong-royong.

Baca juga: Bersaing Jadi Capres, Elektabilitas Puan Kalah Jauh dari Ganjar

“Jadi jangan kemudian kita itu asal pilih karena cuma kelihatan di panggung saja, panggung itu panggung media, panggung TV, panggung sosmed, tapi pilih orang yang betul-betul pernah memperjuangkan kita, pernah bersama-sama kita, pernah bergotong-royong bersama kita. Setuju atau enggak?” ujar Puan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya