SOLOPOS.COM - Ilustrasi desa kekeringan. (Freepik.com)
Solopos.com, PATI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng), mencatat sebanyak 26.791 jiwa dari 5.206 kepala keluarga yang tersebar di 20 desa mengalami kekeringan pada puncak musim kemarau tahun ini.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya, mengatakan puluhan desa itu tersebar di enam kecamatan yakni Jaken ada lima desa, Winong dengan tiga desa, Puncakwangi dengan enam desa, Jakenan dengan empat desa, dan Gabus serta Kayen masing-masing satu desa.
Martinus pun mengaku puluhan desa di Pati yang mengalami kekeringan akibat cuaca ekstrem musim kemarau sudah mendapatkan pasokan air bersih dari BPBD Pati, setiap harinya.
“Setiap hari, lima sampai enam tangki kami distribusikan ke desa-desa itu,” ujar Martinus saat dihubungi Solopos.com, Jumat (25/8/2023).
Berdasarkan data BPBD Pati, tercatat sudah ada 77 tangki yang di distribusikan hingga 19 Agustus 2023. Suplai bantuan air bersih tersebut mulai kali pertama disalurkan pada 31 Juni 2023.
Lebih jauh, anggaran untuk pemenuhan kebutuhan air bersih warga di Pati yang terdampak kekeringan itu berasal dari bantuan masyarakat (Banmas). Sampai saat ini, kondisi di Pati masih berstatus siaga mengingat Badan Meteologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengumumkan jika kemarau dimungkinkan masih terjadi hingga bulan September 2023.
“Belum ada penetapan status tanggap darurat,” tutupnya.
Berikut desa-desa yang terdampak kekeringan di Kabupaten Pati :
1. Kecamatan Jaken : Desa Sidomukti Dusun Ngeropoh, Desa Ronggo, Desa Mojoluhur, Desa Kletek, Desa Sidoluhur
2. Kecamatan Winong: Desa Sumbermulyo, Desa Degan, Desa Bringin wareng
3. Kecamatan Pucakwangi: Desa Tanjungsekar, Desa Triguno, Desa Treteg, Desa Karangwotan, Desa Sukopuluhan, Desa Sitimulya,
4. Kecamatan Jakenan: Desa Tambahmulyo, Desa Jatisari, Desa Kedungmulyo, Desa Tambahmulyo
5. Kecamatan Gabus: Desa Gebang
6. Kecamatan Kayen: Desa Pasuruhan
Sumber: BPBD Kabupaten Pati