Jateng
Senin, 11 April 2022 - 20:21 WIB

Puluhan Mahasiswa Demo di DPRD Grobogan, Kreatif Tuliskan Protes

Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puluhan mahasiswa menggelar aksi di depan Gedung DPRD Grobogan Jl. Bhayangkara, Purwodadi, Senin (11/4/2022). (Solopos/Arif Fajar S)

Solopos.com, PURWODADI — Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang tergabung dalam PMII Grobogan menggelar aksi di depan Gedung DPRD Grobogan, Jl. Bhayangkara, Purwodadi, Senin (11/4/2022) siang.

Tak lupa mereka membentangkan kertas bertuliskan protes mengenai kondisi dan kebijakan pemerintah saat ini. Mereka pun menuangkan protes atas kebijakan yang mereka anggap memberatkan rakyat dengan cara kreatif.

Advertisement

Tak hanya membawa poster bertuliskan nada protes, mereka pun sambil mengibarkan bendera organisasi menyanyikan lagu dan yel-yel. Lagu yang mereka nyanyikan adalah, “Potong Bebek Angsa” tentu lagu ini liriknya sudah diubah.

Baca juga: Kronologi Dosen UI Ade Armando Dikeroyok Massa di Depan Gedung DPR

Advertisement

Baca juga: Kronologi Dosen UI Ade Armando Dikeroyok Massa di Depan Gedung DPR

Poster yang dibawa sejumlah mahasiswa pun terkesan galau namun tetap kreatif, seperti, “Tal Kira Sayangku Sing Ruwet, Jebul Pemerintah Barang” [Tak kira sayangku yang ruwet, ternyata pemerintah juga].

Ada juga, “Harga PPN Naik, Kaum LDR semakin Panik”, “Jangan Matikan Keadilan, Matikan Saja Mantanku”. Kemudian, “Harga minyak naik, PPN naik, BBM naik, semua naik, lha terus piye nasibe rakyat” dan “Mahasiswa yang bolos, DPR yang bodoh”.

Advertisement

Baca juga: Bejat!, Selama 19 Tahun Seorang Ayah di Grobogan Cabuli 2 Anak Tirinya

Orasi Wachid pun disambut dengan yel-yel dari peserta aksi. Mereka pun menyanyikan lagu, “Potong Bebek Angsa” yang lirinya sudah diubah menjadi, “Potong bebek angsa, angsa di kuali. Gagal mimpin bangsa, minta tambah lagi. Bohong ke sana, bohong ke sini. Lalalala lala lala lala…”

Mahasiswa lainnya, Umar dalam orasinya mengatakan, sejatinya negara ini belum benar-benar merdeka. Sebab, untuk menyatakan pendapat di muka umum saja mesti mengirim surat ke pihak tertentu.

Advertisement

“Katanya merdeka, mau ngomong saja harus mengirim surat. Katanya merdeka, tapi ketika sakit harus iuran dulu. Bukankah pendidikan dan kesehatan itu tanggungjawab pemerintah,” teriaknya.

Aksi mahasiswa yang mendapat pengawalan dari apart kepolisin berlangsung damai. Mereka kemudian membubarkan diri dengan tertib setelah ditemui perwakilan pimpinan DPRD. Yakni Wakil DPRD Grobogan Sugeng Prasetyo dan Mochamad Fatah serta Ketua Komisi A Musyafak.

 

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif