Jateng
Sabtu, 27 Mei 2017 - 04:50 WIB

RAMADAN 2017 : Nakal, Polisi Demak Dimasukkan Pesantren

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi polisi (JIBI/Solopos/Sunaryo Haryo Bayu)

Ramadan 2017 diharapkan menjadi bulan perbaikan diri bagi polisi Demak yang dianggap nakal.

Semarangpos.com, DEMAK — Aparat Polres Demak Jawa Tengah bakal menggelar program Polisi Santri bagi anggota yang dinilai nakal. Program yang mulai dilaksanakan Ramadan tahun 2016 lalu itu dianggap efektif untuk menekan perilaku buruk personel kepolisian.

Advertisement

“Kalau hal itu kegiatan positif akan kami lakukan lagi. Anggota-anggota yang kira-kira bermasalah berat akan kita masukkan ke Ponpes Sabilul Huda yang diasuh Kiai Abu Mansyur,” kata Kapolres Demak, AKBP Sonny Irawan kepada redaksi laman aneka berita Okezone, Jumat (26/5/2017).

Pihaknya saat ini sedang melakukan penelusuran anggota-anggota yang dirasa perlu masuk pesantren. Selama mengikuti kegiatan Polisi Santri, anggota bersangkutan akan cuti dan tinggal di ponpes yang berlokasi di Desa Kalikondang, Kecamatan Demak Kota.

“Untuk jumlah belum kita tentukan, karena ini masih dipilah-pilah dulu. Nanti bagi yang klasifikasinya bermasalah berat maka akan diikutkan dalam program tersebut,” jelasnya.

Advertisement

Menurutnya, program Polisi Santri bertujuan sebagai pembinaan sekaligus meningkatkan keimanan. Apalagi, Ramadan merupakan bulan penuh berkah sehingga umat Islam berlomba-lomba meningkatkan ibadah.

“Selain program [Polisi Santri] itu kita setiap hari juga ada kegiatan positif lainnya. Diawali Senin Berilmu, yakni pengajian oleh kiai-kiai di Demak, lalu Selasa Berbagi, yakni menyalurkan zakat profesi kepada warga miskin,” jelasnya.

Selanjutnya, sambung dia, Rabu Berseri, yaitu konsolidasi internal anggota Polres Demak, melalui makan bersama secara lesehan. Keesokan harinya adalah Kamis Seruling Kalijaga, yakni seruan keliling keamanan lingkungan dijaga.

Advertisement

“Baru kemudian Jumdika, yaitu Jumatan di Kampung. Kalau Seruling Kalijaga itu saya dan anggota ikut Salat Magrib di desa-desa lalu dilanjut tausyiah kamtibmas. Begitu pula Jumdika kami juga minta waktu seusai salat Jumat untuk tausyiah kamtibmas,” bebernya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif