Jateng
Selasa, 19 Desember 2023 - 13:41 WIB

Ratusan Calon Bhante Jalani Pradaksina di Candi Borobudur, Berikut Maknanya

Newswire  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah Samanera (calon Bhikkhu) melakukan ritual Pradaksina atau berjalan mengelilingi candi dalam rangkaian Pabbajja Samanera Sementara di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (19/12/2023). Pabbajja Samanera merupakan pelatihan pembentukan karakter di internal umat Buddha, yang berguna untuk memajukan moral dan spiritual sekaligus untuk mempromosikan, menjaga dan melestarikan Candi Borobudur sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) ke mancanegara. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/foc.

Solopos.com, MAGELANG — Sebanyak 500 peserta pabbajja samanera sementara atau calon bhante melaksanakan pradaksina yaitu mengitari tiga kali Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah untuk menghormat Buddha Dharma dan Sangha, Selasa (19/12/2023).

Ketua Panitia Pabbajja Samanera Sementara Fatmawati di Borobudur, Kabupaten Magelang, Selasa, mengatakan rangkaian yang paling penting yaitu sebelum samanera ditasbihkan memberikan penghormatan dengan cara pradaksina.

Advertisement

“Setiap kali kita akan melakukan upacara besar kita harus menghormat dulu dengan cara berpradaksina,” katanya, dilansir Antara.

Pradaksina adalah salah satu cara penghormatan tertinggi yang bisa diberikan kepada Sang Buddha.

“Dengan tujuan kami ingin anak-anak kembali lebih meyakini iman mereka, Buddha Dharma dan Sangha. Belajar tentang bakti kepada orang tua, belajar tentang dharma, budi pekerti dan berbakti kepada bangsa dan negara Indonesia,” katanya.

Advertisement

Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama Nyoman Suriadarma menyambut baik dan mengapresiasi pabbajja samanera yang secara rutin dilaksanakan oleh Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI) di Candi Borobudur.

Ia berharap, pelatihan pabbajja samanera itu melatih setiap orang agar mengenal kehidupan.

“Jika dulu disebut kehidupan seorang pertapa bagaimana dia dalam satu pelatihan itu misal melepas keduniawian merupakan bentuk pelatihan diri agar ke depan dia paling tidak bisa punya mental yang kuat, moral yang kuat, jati diri yang kuat menghadapi kehidupan selanjutnya,” katanya.

Advertisement

Setelah kegiatan ini, peserta akan kembali kepada kehidupan keseharian mereka.

“Yang berumah tangga ya berumah tangga yang baik, yang pemuda ya keseharian mereka sebagai pemuda, begitu juga anak-anak. Yang pemuda selanjutnya menjadi biksu sangat boleh, malah kami mengharapkan itu agar banyak lahir biksu-biksu yang baru untuk pembinaan di Indonesia,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif