SOLOPOS.COM - Ratusan mahasiswa Unnes menggelar demo di depan Gedung Rektorat Unnes, Gunungpati, Semarang, Jumat (7/4/2017). Mereka berdemo memprotes kebijakan kampus yang akan menutup Prodi PGSD UPP di Kampus Unnes Tegal. (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda Saputra)

Demo dilakukan ratusan mahasiswa Unnes.

Semarangpos.com, SEMARANG – Ratusan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menggelar demo di depan Gedung Rektorat Unnes, Gunungpati, Semarang, Jumat (7/4/2017) pagi. Mereka berdemo menolak kebijakan Rektor Unnes, Prof. Fathur Rokhman, yang akan menutup Kampus Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UPP Tegal di Jl. Kolonel Sugiono, Tegal.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Ada sekitar 600 mahasiswa yang turut serta dalam demo itu. Mereka merupakan mahasiswa yang berasal dari kampus Unnes Semarang maupun Tegal.

Koordinator aksi mahasiswa Unnes, Arif Nur Muhammad, mengatakan aksi itu digelar sebagai bentuk protes atas kebijakan rektor yang mulai tahun ini tidak akan lagi membuka jalur penerimaan mahasiswa baru Program Studi (Prodi) PSGD di Kampus PGSD UPP Tegal.

“Kami menolak keputusan rektor itu. Jika tidak lagi dibuka, praktis tidak ada mahasiswa baru di kampus PGSD Tegal tahun ini. Praktis mahasiswa angkatan 2016 merupakan mahasiswa terakhir yang kuliah di Kampus PGSD UPP Tegal,” ujar Arif saat dijumpai Semarangpos.com di sela aksi.

Selain menolak keputusan Unnes yang akan menyetop penerimaan mahasiswa baru di Tegal, para mahasiswa itu juga menyuarakan tuntutan lain. Mereka ingin pihak kampus segera melakukan pembenahan sarana dan prasarana di kampus PGSD Tegal dan menagih janji rektor untuk melibatkan mahasiswa dalam setiap pengambilan kebijakan.

“Ada perbedaan yang sangat mencolok dari segi sarana dan prasarana antara kampus Unnes yang di Semarang dengan yang di Tegal. Baik dari fasilitas pembelajaran, seperti akses internet, laboratorium mikroteaching, asrama, hingga perpustakaan di Tegal jauh tertinggal. Kami enggak mau, mahasiswa di Tegal seperti di anaktirikan,” beber Arif.

Arif menyebutkan pihaknya sebenar sudah melakukan komunikasi dan audensi dengan Rektor Fathur Rokhman. Komunikasi itu terjalin pada Rabu (5/4/2017), saat Rektor Fathur Rokhman, menggelar kuliah umum di Gedung Serbaguna PGSD UPP Tegal.

“Yang membuat kami kecewa saat itu, rektor bilang kalau ingin Kampus PGSD UPP Tegal dipertahankan mahasiswa harus mencari donotur yang bisa membiayai. Itu kan jelas tidak masuk akal, karena pendanaan kampus merupakan kewajiban dari universitas. Kenapa harus dibebankan kepada mahasiswa?” beber mahasiswa Prodi Kurikulum Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Unnes itu.

Demo para mahasiswa ini berlangsung cukup lama. Demo yang semula berlangsung di depan Gedung Rektorat Unnes pun sempat berpindah ke sisi samping sebelum akhirnya berakhir sekitar pukul 11.30 WIB setelah perwakilan dari mahasiswa diberikan kesempatan bertemu dengan rektor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya