Jateng
Rabu, 28 Juli 2021 - 15:59 WIB

Reaksi Napi Rutan Salatiga saat Disuntik Vaksin, Ada yang Gemetar

Imam Yuda Saputra  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga binaan di Lapas Salatiga mendapat vaksinasi Covid-19. (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Salatiga menggelar vaksinasi Covid-19 dengan sasaran para narapidana (napi), Rabu (28/7/2021). Ada sekitar 160 napi Rutan Salatiga yang menjadi sasaran vaksinasi.

Meski demikian, tidak semua napi yang disuntik vaksin menjalani kegiatan itu dengan tenang. Beberapa di antaranya bahkan terlihat takut saat hendak disuntik vaksin dan gemetar tatkala menghadapi jarum suntik. Namun, mereka akhirnya berhasil disuntik vaksin Covid-19. Itu pun setelah petugas rutan turun tangan memegangi warga binaan.

Advertisement

“Rileks saja, jangan lihat jarum suntiknya. Hadap ke kanan biar tidak melihat,” kata staf Humas Rutan Salatiga, Nuryadi, kepada seorang napi bernama Ayaman, asal Medan, Sumatra Utara.

Setelah badan Ayaman tidak gemetar, petugas medis langsung menyuntikan vaksin di lengan kirinya. “Setidaknya ada empat warga binaan yang takut disuntik. Namun mereka bisa divaksin semua setelah dipegangi petugas,” terang Nuryadi.

Sementara itu, Kepala Rutan Kelas IIB Salatiga, Andri Lesmano, mengatakan vaksinasi Covid-19 dengan sasaran napi ini terselenggara atas kerja sama dengan Kodam IV/Diponegoro.

Advertisement

Menurutnya, vaksinasi Covid-19 sangat penting dilakukan mengingat jumlah napi di Rutan Salatiga melebihi kapasitas. “Masalah utama di Rutan Salatiga adalah kelebihan penghuni. Sehingga tidak memungkinkan untuk jaga jarak. Dengan adanya vaksinasi ini, saya berharap warga binaan tidak ada yang terpapar Covid-19,” jelasnya.

Tak Punya E-KTP

Andri menjelaskan jumlah sasaran vaksinasi di Rutan Salatiga sebanyak 160 orang. Namun setelah dilakukan screening, hanya 141 orang yang bisa mendapatkan vaksin Covid-19.

Baca Juga: Banyak Diserbu, Apotek di Kulonprogo Kehabisan Stok Multivitamin

Advertisement

“Ini terjadi karena faktor kesehatan. Ada beberapa warga binaan yang tidak memungkinkan divaksin lantaran memiliki penyakit tertentu sehingga perlu dikonsultasikan dengan dokter. Selain itu, ada warga binaan yang tidak memiliki e-KTP sehingga tidak bisa mendapatkan vaksin,” ujarnya.

Menurutnya, pihak Rutan akan menghubungi keluarganya untuk meminta kartu keluarga agar mereka bisa mendapatkan vaksin. Jika warga binaan yang tidak memiliki e-KTP namanya tercatat dalam kartu keluarga, maka bisa mendapatkan vaksin.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif