Jateng
Jumat, 26 Januari 2024 - 18:30 WIB

Realisasi Investasi Jateng 2023 Capai Rp77,02 Triliun, Serap 280.643 Pekerja

Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi investasi (freepik)

Solopos.com, SEMARANG – Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah (Jateng) mengumumkan capaian atau realisasi investasi di Provinsi Jateng sepanjang tahun 2023. Realisasi investasi atau penanaman modal di Jateng pada tahun 2023 mencapai Rp77,02 triliun atau naik 12,59 persen dibandingkan tahun 2022, yakni Rp68,41 triliun.

Kepala DPMPTSP Jateng, Sakina Rosellasari, mengatakan catatan itu berasal dari Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) triwulan I hingga IV 2023. Ia mengatakan berdasarkan catatan itu, pemodal dalam negeri atau PMDN mendominasi.

Advertisement

Sakina menjelaskan, penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp32,98 triliun, sementara sektor UMKM mencatatkan Rp20,9 triliun. Sedangkan, Penanaman modal asing (PMA) mencatatkan Rp23,14 triliun. Dengan capaian investasi sebesar itu diklaim mampu menyerap 280.643 tenaga kerja.

“Ada kenaikan signifikan, yang naik adalah PMDN dan UMKM. Kemudian untuk PMA ada penurunan, meskipun sebetulnya Jateng jadi provinsi favorit padat karya,” ujarnya Jumat (26/1/2024).

Sakina mengatakan Jateng menjadi daerah yang diminati oleh pemodal karena beberapa hal. Di antaranya, aksesibilitas, ketersediaan tenaga kerja dan upah yang kompetitif. Adapun, sektor investasi yang paling diminati PMA adalah industri padat karya, seperti barang dari kulit dan alas kaki, industri mesin, elektronik, alat kedokteran dan industri tekstil.

Advertisement

Sementara, untuk PMDN, sektor transportasi, gudang, telekomunikasi, perumahan, kawasan industri dan perkantoran, paling diminati.  Hal lain yang menggembirakan, bebernya, jumlah proyek investasi yang mencapai 122,3 persen. Pada 2022 total proyek PMA dan PMDN hanya 19.374 unit, sedangkan pada 2023 mencapai 43.080 unit.

“Penyerapan tenaga kerja sangat signifikan. Kami menyampaikan, PMA itu menyerap banyak tenaga kerja. Seperti aparel, tekstil, pakaian, garmen naik signifikan. Jumlahnya, menjadi 280.643 orang dari sebelumnya (2022) sebanyak 215.775 orang,” pungkas Sakina.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif